Mahogany Hills by Tia Widiana

MH

Judul: Mahogany Hills

Penulis: Tia Widiana

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Genre: Amore, Romance, Dewasa

ISBN13 : 9789792295849

Terbit: Mei 2013

Tebal: 344  Halaman

Harga: Rp  58.000

Apa rasanya tinggal bersama orang yang baru beberapa hari dikenalkan kepada kita? Oh bukan hanya tinggal bersama untuk beberapa hari, tapi sebagai pasangan hidup. Menikah karena perjodohan, membuat Paras dan Jagad menjadi pasangan yang lebih banyak bergumul dalam diam. Meski begitu, Paras tetap bersabar untuk menyayangi Jagad karena yang ia tahu, pria ini bukanlah orang yang serta merta baru ditemuinya beberapa hari lalu. Meski Jagad menunjukkan gelagat menolak, Paras bergeming. Lalu, apa artinya pernikahan yang tidak didasari cinta dan hanya berselimutkan sepi? Di Mahogany Hills, semua itu terungkap dengan cara yang tak tertebak.

Novel ini diawali dengan pemaparan setting tempat, yaitu kawasan Sukabumi yang sejuk nan segar. Lalu pengenalan akan dua tokoh utama, yaitu Paras dan Jagad yang menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Meski ini perjodohan, namun Paras tampak rela hati menerimanya, berbeda dengan Jagad yang selalu menunjukkan wajah datar, pertanda ia sebenarnya tak menyetujui tindakan keluarga mereka. Andai saja ibu Jagad tak perlu sampai jatuh sakit saat Jagad mengutarakan penolakannya, pasti ia tak perlu berada bersama dengan wanita yang asing ini. Karena sesungguhnya, di ruangan hati terdalamnya ada wanita lain yang ia cintai sepenuh jiwanya, dan bukan Paras.

Di Mahogany Hills, cinta yang tak berbalas itu nyata. Di Mahogany Hills, perasaan sepi dan luka akibat penolakan itu tampak jelas. Di Mahogany Hills, dua hati berusaha memperjuangkan keinginan dan tujuan masing-masing dengan cara yang ternyata saling melukai. Lalu, apakah selamanya rumah indah di kawasan perbukitan ini mempertontonkan kisah muram nan sendu oleh dua pelakunya? Tak adakah sedikit kemauan di diri Jagad untuk lebih memedulikan Paras? Dan kenapa Paras sepertinya kukuh mempertahankan pernikahan yang bagai sayur tanpa garam ini? Hambar.

Novel ini adalah juara satu ‘Lomba Penulisan Novel Amore 2012’ yang diselenggarakan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Dan menurut saya, novel ini memang bagus dan layak menang jika dari tema yang dipilih, kerapian cerita, serta karakternya. Saya tak tahu bagaimana dengan juara 2,3, dan lainnya, oleh karena itu kelayakan yang saya sebut bukanlah dari hasil pembandingan. 🙂 Meski secara keseluruhan saya menikmati ceritanya, bagaimana penulis menghadirkan konflik antara dua orang yang saling berbeda keinginan dan hasrat, namun saya akan mencoba mengutarakan beberapa keberatan saya saat membaca novel ini.

Saat mulai membaca, seperti saya bilang bahwa kita akan disuguhi tentang pemaparan setting tempat. Memang awalnya saya masih menyimak, tapi lama kelamaan kok terasa terlalu panjang ya, tentang setting ini. Ditambah lagi monolog batin yang dilakukan oleh Paras. Sampai halaman 80an akhir saya merasa seperti itu, sempat merasa ingin mencepatkan alur, tapi saya masih terus membaca tanpa melewatkan satu halaman pun. Dan memang, konfliknya memang mulai menarik, hal-hal yang disimpan oleh Jagad yang digambarkan lebih banyak  diam pun juga mulai dikuak.

Lalu, sedikit spoiler, ada bagian tentang amnesia parsial. Saya merasa kok penulis terlalu praktis dalam mengambil jalan penyelesaian konflik. Saya sempat merasa ceritanya agak klise dan kesinetron-sinetronan. Oh, bukannya saya anti dengan hal seperti amnesia ini. Saya juga pernah membaca novel yang menggunakan unsur amnesia, namun karena amnesia di novel itu sebagai cerita sentral maka menjadi seru dibaca, sedangkan di sini menurut saya agak seperti tempelan saja.

Mengenai masalah teknis, novel ini sudah rapi. Saya juga malah belajar tentang penulisan yang baku, misalnya ‘kau’ sebagai awalan, di kata ‘kaupilih’ dan ‘kaurasakan’ (saya sampai mendiskusikannya langsung dengan kawan editor, hehe). Tapi tetap menemukan beberapa typo. Tidak banyak sih, tapi satu typo di epilog cukup membuat kening berkerut: ‘memakan baju pesta’. Hehe…

Nah secara keseluruhan sih, saya bilang novel ini menarik untuk dibaca dengan alur yang cukup mengalir juga. Selamat untuk Tia Widiana, semoga novel-novel berikutnya juga tidak kalah seru, ya! 🙂

4 thoughts on “Mahogany Hills by Tia Widiana

  1. Pingback: Hai Tia! | Dinoy's Books Review

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s