Hai, Odi!

Hai, Teman! Lama juga nih saya nggak posting, pasti pada kangen banget, kaan! ^ ^ Saya juga lama nggak menampilkan wawancara dengan orang-orang yang terlibat di balik sebuah buku seperti penulis atau editor. Nah kali ini, untuk lebih mengaktifkan blog saya, saya akan menghadirkan lagi wawancara dengan seseorang yang berkaitan erat dengan buku. Tapi kalau penulis dan editor rempong-nya sebelum buku itu terbit, nah cewek lincah ini aktifnya justru setelah buku itu terbit!

Saya sering menemui dia kala mendatangi kegiatan-kegiatan perbukuan seperti talkshow dengan penulis atau diskusi buku. Namanya pun sering disebut oleh penulis, tatkala pembaca mengeluh kehabisan buku dari sang penulis idola.

Oke, oke, siapa sih orang yang saya maksud ini? Dan kenapa perannya menjadi penting di dunia buku? Yuk simak obrolan saya dengan seorang Odi, yang bekerja di Gramedia Publishers. 🙂

 

image14

Odi bareng Sapardi Djoko Damono, penyair senior

 

 

Hai, Odi! Mari berkenalan dulu. Sebutin dong nama lengkapmu dan profesi resmimu sekarang ini apa namanya sih? Oh ya beserta tugas-tugasnya secara umum, yaa. 🙂

Hai, Dini! Thanks for featuring me on your blog. Aku jawab, yaaa 🙂 Namaku Claudia Von Nasution, biasa dipanggil Odi. Saat ini aku bekerja sebagai Product Specialist untuk buku-buku Fiksi GPU. Basically, tugasku adalah memantau persediaan bukunya di toko buku-toko buku se-Indonesia, membuat promosi untuk buku-buku yang kupegang, juga mengadakan aktivasi untuk buku-buku yang sedang dipromosikan. Paling gampang nih contohnya: kalau kalian lagi ke toko buku, kan suka ada program promosi, seperti “Beli 4 Bayar 3”, nah itu bagianku yang membuat. Terus misalnya di toko buku ada poster Tere Liye, Ilana Tan, dan segala macam yang lagi ditampilkan. Itu juga tugasku untuk mengekspos buku-buku tertentu. Jadi kalau teman-teman sering melihat aku heboh sendiri saat event, itu hanya sebagian kecil tugasku. 😉

Saat Odi memulai sebagai Product Specialist di GPU, apa Odi langsung bisa melebur dalam profesi ini? Apa ada kendala saat harus berkomunikasi dengan orang-orang di balik buku seperti penulis, misalnya?

Alhamdulillah bisa. Kemungkinan besar sih karena setahun sebelum kerja, aku pernah magang kurang-lebih tiga bulan di bagian yang persis sama. Jadi saat mulai, aku tinggal mengikuti alurnya saja. Kalau kendala sih di semua pekerjaan pasti ada, ya. Apalagi di posisiku banyak berhubungan dengan orang dengan berbagai karakter dan latar belakang. Tinggal gimana kitanya menyesuaikan diri dan menentukan enaknya di-treat gimana sih, orang-orang itu.

Wah, asyik juga ya. Nah, bagikan ke kita, dong: pengalaman paling menyenangkan saat Odi lagi nge-handle acara buku; dan sebaliknya juga, pengalaman paling tidak menyenangkan saat lagi bertugas di acara buku. Untuk yang nggak menyenangkan boleh kok nggak disebut jelas nama acaranya, hehe. ^ ^

Pengalaman yang menyenangkan? Banyak! Buat orang yang suka baca sepertiku, kerjaan ini salah satu ‘surga’. Kalau yang terkait acara: siapa sih yang nggak mau kenal dengan penulis favoritnya? Apalagi bisa ngobrol bahkan main bareng? Aku senang banget bisa menjadi orang di balik acara-acara yang diomongin teman-teman pembaca. Saat mereka senang bisa dapat tanda tangan Pak Sapardi, Kak Ika, Bang Tere Liye, aku pun senang bisa melihat mereka bahagia :’) Selain ituuu, setiap minggu aku tuh dapat sampel buku yang terbit. SENANG BANGET NGGAK SIH BISA BACA DULUAN? :))) Walaupun lama-kelamaan tumpukannya makin tinggi, nggak terbaca semua karena keterbatasan waktu, tapi… kalian ngertilah ya maksudku. Supply buku aman deh 😉

Kalau yang nggak menyenangkan: saat orang-orang heboh laporan ke penulisnya bahwa buku yang mereka cari kosong di toko buku. Soalnya… seringnya tuh pas aku cek di program stok, BUKUNYA ADA! Bahkan masih banyak! Ini nyarinya pada di mana siiikkk *jiwit* Kesalnya sih karena penulis kan percaya-percaya saja tuh sama yang dibilang pembaca. Malah kadang agak kencang nanya: kok bisa sampai kosong?! Padahal kan ada! Zzzz…

Hihihi, asyik nih bisa pinjem-pinjem novel ke Odi! :p

Terus misalnya nih Odi sedang bertugas untuk mempromosikan acara sebuah buku. Contohnya, peluncuran novel Metropop terbaru. Nah, otomatis Odi juga harus ngiklanin bukunya, dong. Apa Odi selalu menyempatkan diri untuk membaca habis buku tersebut, biar bisa menarik orang-orang untuk datang ke acaranya? Atau ada cara lain?

Hmmm, basic-nya bukan gitu sih. Tapi ya, kalau yang ada event-nya, aku pasti menyempatkan untuk baca buku tersebut. Karena untuk acara, aku kan yang harus menyiapkan cue card dan nge-brief MC. Kalau aku nggak ngerti bukunya tentang apa, pasti daftar pertanyaan yang kubuat hanya akan membahas kulit-kulit luarnya saja. Dan aku nggak mau itu terjadi. I care about the content. Karena dulu pas jadi pembaca, aku pasti sebal saat datang ke acara yang kontennya nggak oke. Aku nggak mau pembaca merasa yang bikin acara seodong itu nggak tahu materinya sendiri. >.<

 Saking seringnya bertugas di acara buku, kayaknya Odi jadi banyak kenal dengan penulis, ya? Yang paling kelihatan sih kedekatan Odi dengan Ika Natassa—dan bonus dedek Arga gemesh ^^; Nah, seberapa sering sih Odi menjalin pertemanan dengan para penulis? Apa ada ‘keuntungan’ di balik kedekatan tersebut? Hehe, misalnya nih jadi dapat bocoran tentang bakal karya terbaru mereka, atau malah jadi tahu sisi-sisi personal mereka yang selama ini belum banyak pembaca tahu? 😉

image2

Odi bareng aliaZalea, penulis Metropop

Mengenal penulis itu salah satu job desc-ku deh kayaknya 😀 Dan aku nggak mengeluh! Karena, siapa siiihhh yang nggak mau kenal langsung sama penulis idolanya? Yang mana banyak banget penulis GPU yang aku idolakan! Kak Ika hanya salah satu di antaranya.

Keuntungan? Aku bisa kenal sama mereka saja sudah beruntung banget. Di sela-sela bekerja pasti bisa ngobrol kan, nah aku banyak dapat cerita-cerita menarik saat itu. Yaaa banyak yang off record sih. Karena sering juga kami bahas tentang rencana terbit buku, dan lain lain. Dan itu belum bisa diceritakan dulu ke pembaca.

Kalau sisi personal sih ada beberapa yang iya, ada yang biasa saja. Nggak dengan semua penulis juga aku akrab, kan. Cuma kalau lagi ada event di luar kota, pakai nginap, nah itu sih kesempatan banget bisa mengenal seorang penulis lebih dalam. Misalnya sama Mbak AliaZalea, dulu pernah nginap bareng di Samarinda. Penting bangetlah kami ngebahas Adam Levine yang superhot ^.^

Wohoo, seru banget! Oh ya, katanya kan kalau kerja di dunia kreatif tuh lebih banyak sukanya dan nggak bakal bosen, deh. Atau minimal, jarang mengalami kebosanan. Betul nggak tuh, Odi? Tapi kalau sudah suntuk dengan perbukuan dan tetek bengeknya, kegiatan apa yang Odi lakuin biar bisa segar lagi?

Main. Nggak nyentuh buku. Asli, kadang kalau lagi muak aku sampai nggak mau banget buka buku. Apa pun itu. Kayaknya lihat tulisan tuh malas banget. Satu-satunya cara ya dengan nggak menyentuh barang yang bikin malas. Jalan-jalan, ngopi, atau nonton sama teman. Jangan dipaksa sih yang penting. Kalau memang lagi malas, ya sudah tinggalin aja. Wajar, kok! 😉

Biasanya nih kalau lagi baca buku, pasti ada ketemu hal yang nggak disukai. Entah karena ceritanya yang nggak banget, atau penyuntingannya kurang rapi jadi kurang mulus saat dibaca. Nah, apa Odi pernah ngalamin pengin nyampah tentang betapa buruknya buku itu, tapi harus ditahan-tahan karena terkait profesi juga? Biasanya, apa yang Odi lakukan kalau nemu ‘buku buruk’? Terlebih nih, kalau kamu kenal sama penulisnya langsung, pernah sampai kasih kritik ke penulisnya nggak, sih?

HUAHAHAHAHAPERNAHBETHAHAHA.

Well, silent is golden. Aku nggak akan bahas kecuali ditanya. Sama penulis sih nggak, ya. Toh aku nggak kenal juga sama semua penulis. Paling bahas aja sama sesama editor. Biasanya dari obrolan dengan mereka akan tahu kenapa itu terjadi. Misal: sudah berkali-kali revisi, itu sudah yang terbaik. Ya mau gimana lagi, kan? 🙂

Menurutku, profesi yang Odi emban saat ini termasuk menarik untuk dilakoni para penyuka buku. Maksudnya, di samping beberapa profesi lain yang sangat diminati seperti penulis, penyunting, penerjemah, atau proofreader. Tapi kalau Odi diminta untuk mempromosikan ke teman-teman, kenapa harus mempertimbangkan untuk kerja sebagai prolist; apa nih yang pengin Odi sampaikan?

 Duluuu aku tuh cuma baca buku Harry Potter. Lah kemarin? Aku jadi PIC acara Harry Potter Book Night pertama di Indonesia. Happy banget sama semua respons teman-teman pembaca, juga rekan-rekan kerja.

image7.JPG

Odi dan teman-teman sejawat di acara Harry Potter Book Night

Kalau yang lokal, dulu sih nggak kebayang ya aku akan ngurusin acaranya penulis sekelas Pak Sapardi dan Bu Mira W! Omagah! Speechless lah pokoknya saat itu. Sampai nggak bisa behave gitu awalnya, hahaha. Untung masih sadar posisi.

image1

Odi bareng Mira W, salah satu penulis idolanya

Buat yang tertarik jadi prolist: harus rela weekend-nya sering padat buat kerja. Karena event kan ada dua: yang fokusnya lebih ke media, dan yang buat pembaca. Nah yang pembaca itu pasti akan lebih sering weekend. Itu sih tantangannya.

Jadi, kalau ada yang tanya: untuk bisa punya profesi seperti yang Odi lakukan saat ini, bekal yang harus dipunyai apa aja tuh? Apa cukup dengan suka membaca?

Bekal? Tenaga! Hahaha. Di tempat kami, semua orang harus bisa semuanya. Pas acara, kita nggak cuma bikin acara. Segala perintilan sampai yang kecil-kecil harus bisa dilakukan sendiri. Masang sound system? Harus bisa! Masang banner apalah segala macam, juga harus siap. Jadi kalau cuma mau duduk cantik, ngobrol sama penulis, jangan coba-coba melamar deh. Selain itu juga harus pandai membawa diri dan menahan emosi karena kita harus siap berhadapan dengan banyak orang, yaitu penulis, editor, desainer grafis, para distributor, dan masih banyak lagi dengan berbagai karakter. 🙂

Wuah! Seru banget nih sharing Odi tentang profesinya! Thanks banget Odi sudah menjawab kepenasaranku. 🙂 Memang benar ya kalau kita mengerjakan sesuatu sesuai kesukaan kita, kerja jadi nggak berasa kerja! ^ ^ Meski dengan baca cerita-cerita Odi, saya juga jadi tahu sisi-sisi kurang enak dan kesulitan yang dialami seorang penyuka baca yang bekerja sebagai product specialist di penerbit buku. Semoga sih dari artikel ini, teman-teman juga bakal dapat ide baru untuk sebuah profesi yang layak dipertimbangkan, kalau kalian suka baca!

Oh ya, kalau kalian pas lagi datang acara GPU dan kebetulan ketemu Odi, jangan ragu untuk menyapanya, yaa. Anaknya superramah dan superbaik! Saking baiknya, tiap orang yang nyapa dia bakal dikasih buku gratis, hahaha! *nggak deng, yang bagian bagi-bagi buku itu bercanda, hihihi.

Di media sosial, Odi bisa disapa dan disimak cuap-cuapnya di akun Twitter: @odeelix

🙂

sumber foto: dokumen pribadi Claudia Von Nasution

3 thoughts on “Hai, Odi!

Leave a comment