Penulis: Pricillia A.W
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Teenlit, drama, romance, keluarga
Tebal: 256 Halaman
Terbit: Februari 2011
Cara dapat: Book swap di IRF 2013
Harga normal: Rp 35.000,00
Aku membenci Sang Waktu. Karenanya, aku harus kehilangan orang-orang tersayangku dan tak bisa lagi memercayai orang yang ada di sekitarku saat ini. Bahkan, Papaku, orang terdekatku pun tak bisa mendekatiku. Semenjak kehilangan Mama, dan juga Joshia, cinta pertamaku, aku merasa kehilangan adalah hal yang biasa menghampiriku. Namun, aku tak mau seperti ini terus. ~ Azura.
Seperti namanya, dia bagaikan langit biru cerah yang selalu menaungi langkahku. Dia membuatku kembali percaya bahwa di balik semua kesakitan ini, masih ada harapan baru untuk terus hidup, dan tersenyum, Kami sama-sama membenci Sang Waktu yang merenggut momen bahagia dalam hidup kami. Namun aku percaya, bersamanya aku akan merasakan kembali cintaku. ~ Tristan.
(note: dua alinea di atas bukan blurb dari buku, tapi saya buat sendiri berdasarkan cerita novel ini. ^^)
Hm, membaca novel ini cukup dua hari, karena sebenarnya saya suka penulisannya yang rapi, dengan alur yang tersusun baik. Namun sayangnya terasa datar dan emosinya bagi saya kurang banget. Ini teenlit, dan fokus utamanya adalah Azura yang selalu murung semenjak kehilangan mamanya, diikuti cinta pertamanya yang tiba-tiba tak pernah menampakkan diri lagi. Suatu waktu tiba-tiba saja dia ketemu dengan Tristan di taman dekat rumahnya, cowok yang membuat Azura penasaran dan lewat percakapan pendek, mereka sama-sama menemukan persamaan dan kenyamanan. Lalu hari-hari selanjutnya dipenuhi dengan kehadiran Tristan dalam hidup Azura, membuat cewek itu kembali membuka hati bagi cinta. Sampai, satu per satu rahasia terbongkar. Tristan adalah kakak kandung Joshia, cinta pertama Azura yang menghilang, lalu ada satu cewek yang sama-sama spesial bagi kedua cowok itu, yaitu Gwen.
Sudah cukup ya ringkasan ceritanya. Nah di Goodreads akhirnya saya hanya memberi dua bintang untuk novel ini yang artinya it was ok. Saya sudah bilang ya kalau bagi saya emosinya kurang banget, tapi tertolong dengan penulisan yang rapi dan juga alur yang sistematis. Juga bagaimana penulis berusaha menyimpan rahasia demi rahasia yang menjadi akar masalah pada novel ini. Sampai sini saya masih bisa mengikuti, dan sudah berpikir hendak menyematkan tiga bintang. Hingga menjelang akhir, tahu-tahu ada hal pendonoran ginjal yang nggak bisa saya terima. Gimana mungkin seorang kakak mendonorkan ginjalnya pada adiknya tapi orangtuanya nggak tahu? Ceritanya sih kondisi sang adik urgen sekali dan sang orangtua sedang nggak bisa berada di rumah sakit. Tapi… tapi… apakah segitu mudah dan cepat proses mendonorkan ginjal? Lalu kenapa pasca peristiwa itu terjadi dokternya mau-mau saja merahasiakan pada orangtuanya? Padahal pasti ada efek samping kan pada pendonor dan juga penerima ginjal baru? Yah, saya yang orang awam perihal medis saja bisa mengerti hal ini secara cepat. Sayaaang banget. 😦
Namun kekecewaan saya terhadap satu hal di bagian menjelang akhir itu tetap nggak bisa bilang novel ini jelek, ya…. It was okay overall. 🙂
Stars: 2 of 5
Note: diikutkan sebagai entry pada Indonesian Romance Reading Challenge 2014.
lah, ceritanya nggak masuk akal, padahal orangtua adalah yg seharusnya paling tahu kalo sampe donor ginjal dan prosesnya pun nggak gampang –:
btw, blurbnya kece nih :p
Iya tuh, di bagian itu aja aku langsung kecewa, padahal sebelumnya masih lumayan. Blurbnya kece? Kayak aku lahh #eaaa #kumatnarsis. hehe
ini review akuuu
http://rakbukuputri.blogspot.com/2014/01/review-first-love-dilemma-by-pricillia.html
eh ini komennya pake blog wordpress. hehe
@husfaniputrii