Beberapa waktu lalu, saya telah menuntaskan membaca novel All You Can Eat, yang kemudian resensinya saya tulis di blog ini juga.. Novel yang yummy, enak dibaca dengan penuturan yang flowing, bikin geregetan dan oh, tokoh cowoknya seksi luar biasa! Saya membaca novel tersebut hasil rekomendasi dari dua teman pengunjung blog ini, dan hasilnya saya nggak kecewa! Hehe. Oh ya, penulis yang sama juga pernah saya nikmati karyanya lewat novela berjudul Cinderella Rockefella di Gagas Duet berjudul With You. Mari kita ngobrol dengan Christian Simamora, atau yang akrab juga disapa dengan Bang Ino … 🙂
Hai Bang Ino! Pertama, selamat yaa untuk rilis novel terbarunya, All You Can Eat. Aduh, jadi laper, deh, hehe. Bang, yuk ngobrol beberapa hal untuk dimuat di blog resensi bukuku, jadi pengunjung blog ini juga bisa tahu sedikit banyak tentang Bang Ino. Mulai, ya…
Bang Ino mulai suka nulis sejak kapan, sih? Masih ingat buku pertama yang menginspirasi Bang Ino untuk mulai menulis cerita? Tolong ceritakan, ya…
It’s Meg Cabot’s ‘Princess Diaries’ series! Novel-novel Meg ngajarin aku kalau novel itu nggak melulu harus ditulis dengan plot ribet dan bahasa mendayu-dayu. Jadi saat mulai menulis, nggak merasa terbeban seperti sebelum-sebelumnya. Gaya menulisku pun nggak malu-malu keluar di halaman-halaman draf naskah yang aku tulis.
Profesi Bang Ino selain sebagai penulis juga seorang editor di Gagas Media. Mau tanya nih, susah nggak sih bagi prioritasnya? Selain waktu, juga fokus di pikiran. Misal lagi ngedit dan nulis dalam waktu hampir bersamaan, terus jadi agak tercampur gitu gaya nulis Bang Ino dengan naskah yang sedang diedit.
Mengedit dan menulis adalah dua hal yang saling bertolak belakang. Jadi cara kerja otak juga berbeda untuk masing-masing aktivitas tersebut. Makanya, selama berada di kantor, aku jarang mengotak-atik tulisan yang aku buat. Menulis apalagi. Kegiatan menulis strict dilakukan pada pagi hari. Di saat otak masih seger-segernya. Biasanya aku bangun pukul tiga atau pukul lima (tergantung mood) dan menulis sebelum berangkat ke kantor.
Who is your role model each as an author and editor, and why?
Dulu sih Meg Cabot, karena awal-awal menulis kan buat target pembaca remaja. Kalau sekarang sukanya sama Julie James, Candace Bushnell, dan Johanna Lindsey. Aku memilih mereka sebagai standarku untuk genre kontemporer dan teknik menulis seksi—soalnya mereka juga termasuk kategori ‘aman’ untuk pembaca Indonesia sih hihihi. Untuk bacaan pribadi sih, aku mengandalkan nama-nama seperti Rachel Gibson, Susan Elizabeth Phillips, Penny Vincenzi, Julie Garwood, Susan Andersen, Erin McCarthy, Sylvia Day, Linda Lael Miller, Carly Phillips, dan masih banyak lagi.
Kalau sebagai editor, aku nggak punya idola spesifik. Tapi teman-teman di kantor adalah muse dan tempat bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan edit-mengedit. I owe them a lot!
All You Can Eat banyak mengambil setting tempat di Ubud, kenapa pilih tempat itu? Apakah Bang Ino sampai perlu riset langsung ke Ubud, mengingat deskripsinya lumayan detail, terutama tentang villa-nya keluarga Vimana.
Beberapa tahun lalu, aku pernah menghabiskan beberapa hari di Ubud. Aku juga dibantu foto-foto dan teman untuk me-refresh ingatan tentang tempat itu. Sedangkan Villa Vimana, itu fiktif banget. Aku bikin semua detailnya sendiri—termasuk riset perabotan di dalamnya.
Deskripsi si Jandro ini detail banget dan sungguh ‘menggugah selera’, haha, maafkan pilihan kata saya. Tapi memang bikin yang baca langsung memvisualisasikan cowok yang bener-bener hot. Bang Ino bayangin tokoh siapa sih untuk Jandro ini?
Aku memang punya inspirasi sendiri sosok Jandro, tapi aku memilih untuk merahasiakannya ke pembaca. Bukannya apa, aku nggak mau mengekang imajinasi pembaca ke sosok tertentu. Aku membiarkan teman-teman mengkhayalkan Jandro versi sendiri. Biar lebih puas juga kan, hahaha.
Tiap penulis pasti punya cara sendiri untuk lebih dekat dengan tokoh ciptaannya di naskah. Misalnya, ada yang ngajak ngobrol si tokoh. Kalau cara yang dilakukan Bang Ino untuk lebih dekat dengan Jandro, Sarah, Anye, dan Nuna, gimana?
Aku nggak pernah mengajak ngobrol tokoh-tokoh di novel—meskipun sebenarnya, aku pernah mendengar metode seperti ini. Sebelum menulis, aku memikirkan baik-baik motif masing-masing tokoh, apa yang mereka suka, apa yang mereka benci, goal dalam hidup, kegagalan, poin-poin penting mengenai kepribadiannya, dan lain-lain. Jadi ketika menulis, aku lebih jadi tukang tulis aja, sementara karakter-karakter yang aku buat kubiarkan bergerak sesuai kemauan mereka.
*spoiler alert* Aku baca salah satu review (http://wp.me/p204rz-Mt), dia nggak begitu sreg dengan cara Bang Ino menuliskan akhir cerita di All You Can Eat, yaitu happy ending untuk semua, bahkan untuk seorang Nuna yang tadinya diset antagonis. Menurut Bang Ino sendiri gimana?
Pertama, Nuna adalah jenis ‘protagonis-antagonis’, terlihat antagonis karena tujuan hidupnya berpotensi jadi batu sandungan bagi tokoh-tokoh utama.
Kedua, aku nggak akan berkomentar banyak tentang pendapat orang-orang mengenai novel yang kutulis. Itu sepenuhnya hak para pembaca. Aku nggak akan menyangkal dan berargumen mengenai plot AYCE karena sendirinya sudah puas berdebat dengan editor tersayang saat proses pengeditan. 🙂
Last question, yang ini boleh narsis atau gimana aja silakan, hehe. How do you define yourself as an author?? Such as, I’m an awesome author, or some kind… hihi…
Karena karakter-karakter cewek yang aku buat biasanya punya karier sendiri dan berpikiran moderen, banyak yang salah sangka aku menulis chicklit. Ih, sori ya, aku kan cinta romance lahir-batin. Jadi, kalau harus mendeskripsikan aku jenis penulis apa, dengan bangga aku akan bilang: I’m a romance author. I read romance, I write romance. Romance is my life! *insert Tina Hakim Baba’s approval here* Dan impianku adalah menulis novel-novel romance yang nggak kamu lupakan—tsah!
Terima kasih Bang Ino untuk kesediaannya menjawab beberapa pertanyaanku. Nah sebagai penutup, aku mempersilakan Bang Ino untuk menuliskan apa pun di blogku ini. Promosi, sapaan bagi pembaca buku-buku bang Ino, atau apa aja, silakan…
Buat yang mau tahu tentang aku lebih banyak, bisa mampir ke:
Fanpage: www.facebook.com/ChristianSimamoraAuthor dan akun Twitter: @09061983
Dan thankies ya, Dinoy, yang udah mengizinkan aku numpang nampang di blog ini. Sukses selalu!
A Yummy interview, isn’t it? Haha.. pics courtesy by Christian Simamora. 🙂
Bang Christian Simamora ini fun banget ya kayaknya orangnyaa, keliatan dari tulisan-tulisan, twit sama interviewnya diatas 😀
nemu juga interviewnya.. makasih kak dinoy 🙂 muah..muah..
Mas Ino emang fun banget orangnya. Aku salah satu yang ngikutin terus novel-novelnya *walo koleksiku belom lengkap seh*