Dreams, Idealistic, and Passion ~ a thought from Riri Hanafi [Guest Post #BBI3th]

BBI-GuestPost

Sebenernya sekarang udah jarang nulis sesuatu dengan tema tertentu, baik itu di blog pribadi atau blog buku dan lebih banyak nulis karena pengin curhat aja… seperti sekarang ini… #eh 😀

Dalam rangka memeriahkan ultah Blogger Buku Indonesia yang ketiga, aku yang jadi “Guest Post” di blog-nya Dinoy… Nggak mau bikin pembaca setia blog-nya Dinoy kecewa dengan kekacauan yang aku tulis… tapi tenang aja… Dinoy kan editor, jadi edit dulu aja Noy… #lah 😀 *hihihi, siap Kakaak! ^^*

Judulnya keren yah… pasti Dinoy udah deg-deg-an tuh pas baca judulnya koq… bahasa Inggris lagi… hihi… itu cuma buat gaya-gayaan aja Noy… 😀

Tadinya emang mau bikin review aja nih buat “Guest Post” tapi ditolak sama Dinoy… katanya takut nggak ada yang mau baca [#ngarang]… *melotot*

 Jadi apa hubungannya mimpi, idealisme dan passion sama buku? [#maaf aku lupa padanan kata passion dalam bahasa Indonesia, jadi kita pakai passion aja nggak apa-apa yah….]

Ide tulisan ini muncul ketika aku baca buku “The Associate” karangannya Om John Grisham yang terkenal itu… si Om ini kalau nulis buku, kalau menurutku sih banyak curcol-nya… [#makanya sah-sah aja kan kalau aku nulis sambil curhat… 😀 ], termasuk bukunya yang satu ini…

Dia banyak bercerita tentang kehidupan di Law Firm yang keras, walaupun dengan bayaran tinggi, tapi terasa tidak manusiawi…. Nah, tokoh di buku “The Associate” ini sebenernya nggak suka dengan cara berbisnis Law Firm raksasa itu dan bercita-cita untuk melakukan praktik hukum untuk membela yang lemah… tapi apa daya, ada rahasia yang dipakai oleh sekelompok orang jahat yang memaksa Kyle McAvoy untuk bekerja di salah satu Law Firm untuk mengambil dokumen rahasia di perusahaan itu… dan cerita pun berlanjut….

Sambil baca, aku jadi tersentil juga…. Betapa Kyle merasa terkungkung dengan tuntutan pekerjaan, dan berapa banyak orang lain yang berada di posisi yang sama… lalu bagaimana dengan aku sendiri?

Latar belakang pendidikan (kuliah) yang dulu terasa dipilih secara asal, baru terpikir sekarang… dulu kuliah di Teknologi Pertanian lalu sekarang bekerja di bidang Asuransi… kerja Senin sampai Jumat dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, kadang perlu tambahan lembur, belum lagi waktu untuk perjalanan menuju dan pulang kantor… untuk apa??

Ya jujur… untuk sekadar mendapat gaji bulanan… karena apakah kerja di perusahaan Asuransi itu mimpiku? Sepertinya bukan…. Passion-ku? Tidak juga….

Baru-baru ini, setelah bergabung dengan BBI [#yay! thanks to BBI], aku tersadar bahwa passion-ku itu adalah buku dan hal-hal yang berkaitan dengan buku….

Secara ideal, aku seharusnya bisa menggeluti passion-ku bersama buku… tapi mau melakukan apa? Rasanya sudah terlambat untuk kuliah di jurusan perpustakaan misalnya atau mengambil kuliah sastra, kalau dipaksakan, mungkin malah cuma buang-buang waktu….

Sebenarnya tidak ada kata terlambat untuk menggapai mimpi kan?

“Jadi mimpi kamu apa?” Kalau kalian bertanya… mimpi aku adalah menjadi penulis… 😀

Sudah terpenuhi ketiga elemen tadi… tapi… lalu bagaimana dengan pekerjaanku? Sampai hatikah aku untuk melepas pekerjaan ini, di saat banyak orang lain yang berharap untuk bisa berada di posisi ini untuk mengejar mimpi?

Mungkin langkah pertama, yang akan jadi penentu langkah-langkah berikutnya adalah mencari tahu bagaimana caranya menjadi penulis…

Hhhaaayyyoo yang udah jadi penulis, bikin workshop doongg…!! 😉

 Jadi gitu deh Dinoy… akhirnya isi tulisannya adalah curhatan tentang kegalauan hati… tapi aku yakin banyak teman-teman yang berada di posisi yang sama seperti aku juga, kan? 😀

Banyak, banyak kok Kak yang merasakan kegalauan yang sama… aku salah satunya, sampai akhirnya berani beralih jalur, hihihi. Makasih banyak Kak Riri yang sudah berbagi curahan hatinya. ^^ Nah teman-teman pasti pengin tahu dong, siapa sih sosok yang di atas baru saja menguraikan kegalauan jiwanya *tsaaah, drama abiis bahasanya!* Ini dia, sosok Kak Riri Hanafi yang cantik dan baik hati….

KakRiri

Kak Riri bersama buku yang menginspirasinya yaitu The Associate

Nah, tak lengkap rasanya jika tak mengulik-ulik lagi tentang Kak Riri, maka mari menyimak tanya jawabku bersama Kakak cantik ini…. ^^

D: Hai Kak Riri… Aku mau kasih beberapa pertanyaan nih, terkait dengan kehadiran Kak Riri sebagai tamu di blog bukuku. Pertanyaan ini juga aku ambil berdasarkan ubek-ubek dari blog buku milik Kak Riri ya, yang myheavenofbooks.blogspot.com. Yuk dimulai…. Pertama, kenalan dulu dong, siapakah Kak Riri ini? Misalnya, nama lengkap, kegiatan sehari-harinya seperti apa, juga keterangan berkaitan hobi baca seperti genre favorit atau yang lainnya. 🙂

R: Haha… mau jawab apa yaaa…. Kegiatan sehari-hari kerja kantoran aja… seperti yang udah diceritain di tulisan itu… 😀 Hobiku baca buku, sempet punya hobi postcrossing juga [sementara ini lagi hiatus dulu, sibuk baca… hihi], kadang nonton film, pengin punya hobi travelling, kalau lagi rajin kadang-kadang suka naek sepeda keliling-keliling sekitaran rumah aja.

Untuk baca buku, genre favoritnya sih fantasi atau Young Adult Fiction…. Cuma kadang nggak banyak fantasi yang keren kayak Harry Potter, entah kenapa walaupun seneng fantasi untuk memulai baca fantasi aku malah pilih-pilih…. Jadinya yang lebih sering dibaca adalah romance… laaahh… koq gitu ya…. Sebenernya bacaannya umum sih… kalau banyak yang ngerekomendasiin, kadang jadi ikutan baca juga… dan beberapa emang seru, tapi beberapa kadang biasa aja….

Untukku, kalau nemu buku bagus itu kayak ketemu sama soulmate, jarang… tapi kalau udah ketemu, wah senengnya…. Sayangnya kalau nemu buku bagus, bacanya jadi cepet, tapi kan jadi cepet selesai juga…. 😦

Satu hal lagi kenapa jadi milih-milih baca fantasi, kebanyakan sekarang buku itu berseri… suka nggak sabaran nunggu seri berikutnya….

D: Kapan tuh Kak Riri mulai merasakan bahwa membaca buku adalah suatu kebutuhan? Bisa diceritakan jatuh cinta pertama kali pada buku apa?

R: Udah lama sih…. Cuma memang dulu nggak parah kayak sekarang…. Pertama kali baca buku? Hhhmmm… dulu waktu kecil punya sepupu yang koleksi buku, jadi dia punya seri Mallory Towers sama Si Badung lengkap, aku ikutan baca…. sama komik Nina, trus punya tetangga yang kakaknya suka baca juga, sering ikutan baca Trio Detektif koleksi si kakak, ada komik Tintin dan Asterix… 😀

Lalu waktu SMP dikenalin novel dewasa sama temen yang minjemin buku kakaknya… The Godfather Mario Fuzo sama salah satu buku Sidney Sheldon… waaahhh… walaupun bacanya sembunyi-sembunyi [mungkin karena sembunyi-sembunyi ini jadi makin seru :D], jadi ketagihan baca Sidney Sheldon. Lalu merambah ke serial Lupus dan komik terbitan Elex 😀 Dan kebetulan di kantor Bapak, ibu-ibu Dharma Wanita-nya punya perpustakaan yang bukanya seminggu sekali; kalau nggak salah setiap hari Kamis, jadilah setiap minggu ke kantor Bapak untuk pinjem buku, dan seharusnya bisa jadi anggota teladan karena salah satu peminjam yang paling rajin. 😉

Dan pas SMA, perpustakaan sekolah koleksi Agatha Christie-nya lumayan lengkap, enak bisa dipinjem… walaupun sempat dituduh gak ngembaliin buku, yaaa terpaksa ngegantiin deehh… 😀

D: Sejak kapan sih Kak Riri mulai serius dengan hobi baca ini dengan membuat blog buku? Kenapa tuh Kak Riri perlu merasa punya blog buku?

R: Blog buku dibikin Oktober 2012 dengan postingan review buku Bared to You by Sylvia Day (http://myheavenofbooks.blogspot.com/2012/10/bared-to-you-by-sylvia-day.html) Hasil pinjeman temen yang merekomendasikan bukunya dan untuk bikin blog buku, sayang sekarang dia udah bukan anggota BBI lagi…. Sebenernya awalnya nggak merasa “perlu” untuk bikin blog khusus buku sih… lebih ke ikut-ikutan aja… dulu pernah rajin ngeblog, kadang suka nge-review film atau ada juga buku…. kalau nggak salah pernah ngereview Partikel-nya Dee Lestari.

D: Aku baca buku-buku yang direview Kak Riri kan hampir semuanya buku-buku impor ya, kayaknya cuma nemu satu nih yang buku lokal. 😀 Apakah memang Kak Riri mengkhususkan genre bacaannya di buku impor? Tapi pernah juga kan baca buku karya penulis dalam negeri? Biasanya, ada perbedaan apa saat membaca buku berbahasa asing dengan buku berbahasa Indonesia?

R: Hehe… gimana yaa…. Sebenernya entah itu penulis lokal atau penulis luar buat aku sama aja, yang penting kan ceritanya…. Menurutku secara pribadi, penulis lokal itu jarang bisa bercerita dengan memberi gambaran seperti yang dilakukan oleh penulis luar… ya bisa jadi karena aku kurang referensi aja, tapi sempet beberapa kali kecewa dengan penulis lokal, tapi aku juga nggak memungkiri kalau ada penulis-penulis lokal yang bagus. Kadang masalahnya karena aku kurang suka sastra (kurang bisa menikmati), sementara penulis lokal yang bagus “biasanya” lebih ke arah sastra…. Ada penulis-penulis lokal yang aku suka banget misalnya Marga T dan Dee Lestari… atau misalnya buku Rahasia Meede-nya E S Ito, menurutku keren banget…. Tapi nggak banyak yang bisa bikin tulisan sekeren itu… sedangkan pilihan buku impor sangat banyak… yang kebanyakan juga keren-keren….

D: Berkaitan dengan curhatan Kak Riri tentang “Dreams, Idealistic, and Passion” nih…. Kak Riri kan bilang kalau akhirnya menemukan passion di bidang buku dan impiannya adalah menjadi penulis. Sampai sejauh ini, apa usaha yang sudah Kak Riri lakukan untuk menjadi penulis? Sudah ada berapa draf tulisan nih, Kak? Hehehe… ^^

R: Hahaha… nggak ada… baru mau memulai… tapi nggak mulai-mulai… 😀

D: Dan terkait dengan buku The Associate karya John Grisham yang menginspirasi Kak Riri. Tolong sebutkan dong, kutipan yang paling nyangkut di Kak Riri. Boleh lebih dari satu, silakan, yang sekiranya kalimat itu bisa jadi gongnya buat Kak Riri. 😀

R: He thought about his life. Here, in the third hour of his professional career, he was already questioning his sanity. What manner of man could sit here and pore over these meaningless pages for hours and days without going bonkers? What did he expect the life of a first-year associate to be? Would it be any better at another firm?

I do a lot with that kind of thinking… not the same but pretty much similar, what have i done in my life? do i want to live my life just like this until the time that i don’t require to work anymore? can i live another life, the one that makes me more alive? is there any? lhooo… curhat lagi… 😀

They would never reveal every fact because successful negotiation does not hinge on full disclosure.

Hehe… ini sih tips yang bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari… We do a lot of negotiation in our life, even with our self… 😉

D: Bicara tentang realita juga, kan Kak Riri merasa pekerjaan yang ada sekarang hanya sekadar sebagai penghasilan bulanan tapi tidak menikmati bidangnya. Nah kalau mau berandai-andai, memiliki pekerjaan sesuai passion tapi sekaligus dapat memberi penghasilan yang oke, Kak Riri spesifiknya ingin bekerja sebagai apa? Misalnya nih, kalau aku pengin jadi editor tetap di penerbit idolaku, dan pengin bisa mengedit naskah dari penulis-penulis idolaku juga, hehe. 

R: Jadi penulis dong… dan pengin bisa menikmati puisi, sebenernya pengin belajar, gimana caranya nulis dan gimana menikmati puisi atau sastra secara umum, tapi… hihi… kebanyakan tapinya… 😀

Ada suatu waktu di mana aku “pengin” jadi Dee Lestari, she seems to have a pretty perfect life, a loving husband, cute & smart children, a perfect career as a writer, i want to be just like her… 😉

D: Terakhir nih, buat yang masih mencari-cari apa sih yang menjadi dreams, idealistic, and passion-nya; apa saran yang dapat Kak Riri berikan sehingga jangan sampai mereka “salah pilih” atau bahkan “salah jurusan” dan nggak galau di kemudian hari?? 😀

R: Menurutku yang diperlukan itu pengarahan yang tepat dari pembimbing di sekolah atau di keluarga. Anak-anak muda [cciiyyee yang udah ngerasa tua… ] seharusnya diberikan gambaran bagaimana nantinya mereka akan mengisi waktu  (hidup mereka) ketika sudah dewasa nanti, dan diberi kesempatan untuk menjalani hobi dan passion-nya… jangan dilarang, jangan dibilang hobinya tidak menghasilkan [walaupun mungkin menurut penilaian kita saat itu memang tidak menghasilkan], selama positif, setiap anak harus diberi kebebasan untuk menekuni hobi… lebih-lebih kalau dia sudah bisa yakin bahwa itulah passion-nya…

Menurutku nggak gampang untuk bisa menemukan passion kita… nggak semua orang bisa klik dan bilang “AHA! itulah passion-ku…” 😀

D: Terima kasih banyak ya, Kak Riri! Nah sebagai penutup, aku persilakan Kak Riri memberi kalimat promosi, kenapa sih teman-teman harus blogwalking ke myheavenofbooks.blogspot.com?? Silakaaan, bebas kalimatnya:

R: Kalau kalian lagi iseng, jalan-jalan ke blogku  yuk… di myheavenofbooks.blogspot.com tempatku bercerita tentang buku-buku yang aku baca, atau buku-buku yang lagi aku pengin [siapa tau lagi bingung mau ngasih kado apa buat aku, walaupun sebenernya jangan ngasih aku kado buku, yang lain aja, aku sudah punya banyak soalnya… hehehe…], siapa tahu ada buku yang bikin kamu tertarik, atau kalo kamu lagi beruntung mungkin juga aku lagi ngadain GiveAway [padahal cuma sekali… gitu aja bangga… 😀 ], atau sekadar baca-baca iseng tulisan-tulisanku tentang buku yang selalu terselip curhat colongan… 😀

Makasih ya Dinoy udah jadi host-ku dan selamat ulang tahun ya untuk BBI semoga pertemanan kita yang diwadahi oleh BBI semakin erat dan ke depannya BBI akan semakin membanggakan karena anggota-anggotanya yang keren-keren kayak kita… 😉

HAHAHA!! Setuju banget sama Kak Riri! Setuju anggota BBI keren-keren semuaaa! #eh Hihihi, demikianlah artikel tamu berkaitan dengan ulang tahun BBI ketiga. Silakan menyapa Kak Riri, barangkali mau curhat hal yang sama tentang passion? Kak Riri punya akun Twitter yang siap untuk dicolek: @de2via. Sampai jumpa di postingan berikutnyaa! ^^

*ps: untuk membaca artikel di blog lain berkaitan guest post #BBI3th, coba deh klik ini:

17 thoughts on “Dreams, Idealistic, and Passion ~ a thought from Riri Hanafi [Guest Post #BBI3th]

  1. Aw.. Kak Riri nih mirip ya ternyata sama aku, sama-sama suka nulis tapi belum jadi-jadi bukunya *dijitak Kak Riri dan Kak Dinoy
    Enggak usah iri sama Dee, kak.. Iri sama Kak Dinoy aja.. Eh tapi Kak Dinoy belum punya loving husband and sweet children *nodding *diblok sama Kak Dinoy

  2. Haha.. mba riri lucu deh kalo lagi curhat. Seru nih baca curcol dan pemikiran soal passion. Kegalauan yang mba alami ini sedikit banyak mirip sama yg dialami oleh Nicky F. Rompa di buku Winter Dreams-nya Maggie Tiojakin. Sudah baca belum mba? Ini reviewnya kalau mba blm baca http://www.okydanbuku.com/2012/03/winter-dreams.html

    Aku sampai sekarang… pun masih blm nemu passionku. Kecuali bersenang-senang dan bermalas-malasan adalah passion, well berarti aku masih belum nemu *dikeplak*

    • hihi… thanks Oki, thanks referensinya… nanti aku coba baca reviewnya dulu, klo tertarik, aku akan cari bukunya… 😀

      dan tentang passion… sebenernya menurutku passion itu cuma istilah hip yang dibikin oleh motivator2 yang menggagas supaya kita yang gak ngerti mencari2 dengan bantuan mereka… XD

      jadi yaa… boleh2 aja lah bilang bersenang-senang dan bermalas-malasan adalah passion…

  3. Hahahaha ngakak baca komen chei 😀 tapi setuju buanget sama semua yg dibilang riri tentang passion. akupun korban kok, anak lulusan teknik industri yang akhirnya kerja di bidang sosial…hihihi… aku bertekad nanti yofel bebas ajalah mau sekolah apaan juga XD

    • hehe toss Astrid! kalo aku punya anak nanti… aku juga bercita2 untuk mengenalkan dia dengan segala macam kesenangan yang bisa dia pilih sebagai hobby dan syukur2 bisa menghidupi dirinya kelak…

      jadi gak usah harus sekolah tinggi2… tapi klo ternyata dia hobbynya sekolah ya apa boleh buat… hihi… rajin bener yak, hobby koq sekolah 😀

  4. Ada suatu waktu di mana aku “pengin” jadi Dee Lestari

    huaa.. kalau gua pengen jadi enid blyton, hahaha.. pengen tau apa sih rasanya hidup dengan imajinasi yang ngga terbatas, asyik bangets bisa entertain diri sendiri dengan makhluk ciptaan XD *

    sebenernya sih soal passion yang dijadikan kerjaan itu, ada yang ‘memprotes’-nya juga, hahaha.. karena menurut tuh orang, ntar kalau pas lagi jenuh ama ‘kerjaan’, jadi ga ada pelarian, ahahahaha 😀

    • Amin… sepertinya Indah juga udah banyak tulisan fantasinya… tinggal dipoles dikit… mungkin Indah harus cari orang yang bisa membantu memoles… udah deh jadi buku2 fantasi anak2 yang seru kaya’ karya Enid Blyton…

      hehe… sekarang mulai banyak orang yang ngebahas tentang passion… bahwa gak selalu juga koq kita “harus” menjadikan passion kita sebagai pekerjaan kita… tapi mungkin untuk orang2 yang belum menjadikan passionnya sebagai pekerjaan… ide itu terasa keren! 😀

  5. suka curhatan Riri. Aku juga githu, selalu mimpi bisa menjadi penulis, tapi nulisnya aja nggak mulai-mulai. Sama nih salah jurusan, aku ekonomi manajemen, dan kerjaanku skrg cuma putaran admin, ngebosenin bgt, lho kok jd ikutan curcol.

    • hihi… sepertinya Lina ini juga lost soulmate aku sama Indah… tau gak, aku sama Indah itu sering banget “merasakan” hal yang sama? dan sekarang setelah makin sering berinteraksi sama Lina, koq sering samaan juga… 😉

  6. Bahasannya cocok banget sama curcolannya kak Dinoy, hehee..
    Tapi bener sih, rasa2nya dulu pas lulus SMA kebanyakan kita buta aja milih jurusan, ga ngebayangin besoknya terjun di dunia nyata bakal seperti apa

    • ooohh ternyata Dinoy juga hobbynya curcol tooohhh… 😛

      makanya… jadi tanggung jawab kita2 yang udah pengalaman [alias tua] untuk menunjukkan/sharing hal2 yang benar… #sokwise

  7. Dinoy dan teman2, makasih yaa udah baca tulisanku dan berkomentar… maaf baru bisa bales hari ini… abis blognya Dinoy susah dibuka sih… [hihi… #digetok Dinoy]

    thanks again Dinoy ❤

Leave a comment