Behind the Book (+ Giveaway!): Blue Vino

BlueVino

Judul: Blue Vino … when love blooms in an Austrian vineyard …

Penulis : K. Fischer

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Genre: Novel lokal, Amore, Dewasa, Romance, Drama

Profil Penulis:

uti (2)

Author of various articles in JUST FOR KIDS, BRAVO!, BOBO, BONA, MOMBI (children magazines, Indonesia), CLEO, CHIC, SEKAR, GOOD HOUSEKEEPING, FEMINA, D’SARI, MOTHER&BABY(woman/ family magazines, Indonesia), toowrite (online magazine, UK), ELTERN (parenting magazine, Germany), Mein Kreativ Atelier ( art magazine, Germany) Kremstaler Rundschau, Tipp (newspapers, Austria).

Some of Her PublishedBook:
Blue Vino (GPU, 2013), Mendidik Anak ala Homeschool – 52 Aktivitas Menyenangkan Belajar Sains (BIP,2013), OLEZ – Vienna untuk Cinta (Ufuk Publishing House, 2012), Buku Panggung Boneka: Ayo Ke Kebun Binatang (Erlangga for Kids, 2011), 3 Sahabat – Misteri Pharao Matahari (Erlangga for Kids, 2010), 3 Sahabat – Misteri AEIOU (Erlangga for Kids, 2009), The Last Pirate Boy / Bajak Laut Terakhir (Erlangga for Kids, 2009), Alanakyla – Tidak Mencari Pangeran (Grafindo, 2008)

Bisa dihubungi di: https://www.facebook.com/pages/Kusumastuti/80213494570

… Curhat Penulis …

Blue Vino adalah novel dewasa ketiga saya, tapi yang pertama bekerja sama dengan GPU. Novel pertama, “Alanakyla – Tak Mencari Pangeran”, mengambil setting di Jakarta. Yang kedua, sedikit ada peningkatan 🙂 “Olez – Vienna Untuk Cinta”, mengambil setting di Jakarta dengan sedikit di Vienna (sesuai sub judulnya). Terakhir Blue Vino, mengambil setting 100% Austria. Memang selama ini saya lebih mendalami artikel dan buku anak, namun setelah beberapa kali menulis artikel untuk majalah wanita, akhirnya terbetik niatan untuk menjajal ide membuat novel dewasa. Inti ceritanya kurang lebih sama dengan artikel majalah saya, hubungan pria-wanita dengan segala lika-likunya. Tapi karena dalam bentuk novel, saya menemukan ruangan yang lebih luas untuk menggali ide-ide saya. Akibatnya, kalau awalnya hanya untuk menjajal ide, sekarang malah jadi ketagihan :).

Ide novel Blue Vino sendiri saya ambil dari kisah sehari-hari yang saya dengar atau tahu dari orang-orang di sekitar saya. Semuanya selalu berawal dari “what if”, bagaimana jika terjadi demikian… lalu? Apa yang akan ia lakukan.  Khusus untuk “intrik” di kantor Roz, saya menggali dari pengalaman saya sendiri ketika saya bekerja sebagai Project Manager di perusahaan pembuat pabrik baja di Austria. Dengan cap dunia baja adalah dunia pria, friksi dengan kolega kantor kadang-kadang tidak dapat dielakkan.

wine1

Sedangkan untuk dunia wine, haha, sejak sering dijamu rekan kerja atau klien atau supplier, saya jadi tertarik untuk mendalami dunia wine ini. Karena kalau dijamu, selalu ditanya, mau wine apa? Dulu tahunya hanya wine merah, wine putih; asam , tidak asam; sudah. Ternyata, jenis wine bisa ratusan (kalau tidak ribuan). Terlebih lagi ketika saya mengunjungi daerah-daerah penghasil wine di Austria. Luar biasa indah pemandangannya, luar biasa sederhana orang-orangnya, luar biasa damai lingkungannya, tapi kualitas winenya terkenal di dunia internasional.

Riset juga pasti ada, terutama untuk detail-detail yang benar ada. Walau nama-nama diubah, tapi banyak hal dalam novel ini (tempat, lokasi, etc) yang benar-benar ada. Sehingga pembaca dapat melihat di internet, kota Langenlois (http://www.langenlois.at/), bangunan-bangunan yang menginspirasikan bangunan-bangunan di cerita ini, walau ceritanya fiksi belaka.

Saya juga akan menceritakan karakter tiga tokoh utama dalam novel ini, yaitu Roz, Bjorn, dan Dagny. Dimulai dari Roz. Roz tipe perempuan yang mandiri; work hard, play hard. Bukan tipe pasrah, dan tidak takut menghadapi masalah. Dia juga tidak bisa melihat ada masalah di depan mata tanpa berbuat apa-apa. Saya melihat dia sebagai wanita yang terlalu pede pada awalnya. Dia pikir dia tahu apa yang dia inginkan. Dia pikir dia tahu semua jawaban atas semua masalah yang ada. Sampai kepedeannya membutakan dia dari kenyataan, membuat dia terbentur masalah di mana-mana (di kantor dan di kehidupan pribadi), yang membuat dia sadar kalau dia harus mengubah diri. Dari biasanya pria hanya for fun, sampai ingin serius. Dari biasanya hanya bekerja workaholic sampai bisa betah liburan. Dari biasanya jadi orang nomor satu, sekarang hanya menjadi orang di balik layar.  Kesulitannya adalah meringkas perubahan karakter dari over pede menjadi sadar kalau dia harus mengubah diri, dalam 300 halaman novel. Saya mencoba mengatasinya dengan membagi “tiga” perubahan Roz; di awal over pede, di tengah lebih banyak mempertanyakan diri sendiri, di akhir menjadi Roz yang lain. Saya berharap pembaca dapat melihat perubahan itu. Roz yang ada di awal novel tidak lagi Roz yang ada di akhir novel.

Sedangkan Bjorn, dia adalah tipe orang yang selalu mau jadi center point. All about me, me, me. Karakter yang paling mudah dibuat dari ketiga karakter utama, karena tipikal sekali. Egois, mengambil apa saja yang bisa diambil. Belagu, sok cakep, sok beken, you named it! 🙂 Tipe orang seperti ini banyak ada di sekitar kita. Orang-orang yang kalau ketahuan salah pun tidak terlalu merasa bersalah, maksimum yang dia lakukan adalah “membatasi kerusakan” yang terjadi akibat ulahnya (cocok jadi politikus di Indonesia nih, hihihihi!).

Dan terakhir, Dagny. Dagny. Tokoh Dagny terus terang adalah mix tokoh nyata dan fantasi. Masalah dia dengan Roz dan Bjorn adalah 100% fiksi. Tapi  apa yang dia lakukan di perkebunan anggurnya (dengan 100% organik, etc) terinspirasikan dari petani anggur  dan kebun anggur yang benar ada. Kesulitan dalam membuat karakter ini adalah membayangkan, tipe pria seperti apa yang dapat mencuri hati Roz. Kalau pria biasa-biasa saja, sudah pasti tidak akan ditengok sama Roz. Jadi harus yang sukses juga, yang punya ide menarik, punya wawasan lebih, punya hal yang tidak pernah ditemukan Roz di pria lain sebelumnya. Mengatasinya dengan menceritakan apa yang dia lakukan di perkebunan anggurnya itu. Beda dari yang lain dan bukan tanpa alasan (asal beda doang tapi malah aneh). Dan, dia harus menjadi hero dalam masalah yang ditangani Roz.

wine2

Lalu bicara tentang latar tempat, kenapa saya memilih Austria. Iya, jelas sangat memudahkan karena saya sudah sejak tahun 1996 tinggal di Austria dan sudah ke beberapa area wine di sini. Jadi bentuk topografi wilayah, bentuk rumah, makanan, bentuk ruang bawah tanahnya itu, bentuk jalan-jalan di sana sudah tahu. Walau hal ini juga bisa jadi bumerang, karena yang saya anggap wajar ada di sana, belum tentu pembaca di Indonesia bisa mengerti kenapa itu wajar. Misalnya toko yang tutup kalau jam makan siang, jadwal bus, dsb.

Tentang kehidupan percintaan di Austria dan yang membedakannya dengan Indonesia…. Di sini tuh nggak ada telenovela, hahaha, paling drama TV atau film atau novel. Yang berbeda, hmmm, keterbukaan orang-orangnya. Terbuka maksud saya, bukan buka-bukaan porno begitu, tapi terbuka menceritakan dan menunjukkan siapa dia sebenarnya. Lebih real. Di sini orang terbiasa apa adanya, tidak dibungkus make up, baju bermerek, atau pamer harta. Jadi dari awal biasanya memang yang dipentingkan koneksi intelektual dan mentalnya. Yang disukai adalah partner yang bisa diajak ngobrol, kerja sama, melakukan hal-hal bareng, seperti itu. Karena semua harus dikerjakan sendiri di sini, tidak ada pembantu, tidak ada abang-abang penjual makanan lewat, tidak ada warung, tidak ada baby sitter.  Jadi buat apa juga punya pasangan cantik, tukang dandan (atau kebalikannya cowok keren berotot) tapi nggak bisa buang sampah, misalnya. Atau sexy tukang dandan tapi nggak mau bersih-bersih karena takut kuku patah… males bener, hihhi. Jadi biasanya ya, mereka to the point sih. ini aslinya aku kayak gini, kamu ngga mau ya udah, hahahaha. Nggak lama-lama kayak di Indonesia, pakai pendekatan dulu, cari-cari tahu dulu, eh tahunya istrinya udah tiga, hahaha (di sini nggak boleh poligami, jadi nggak pernah denger deh ada kasus istri tua-istri muda ribut). Mungkin juga bisa begitu karena di sini hidupnya lebih damai, jadi tidak terlalu banyak drama, hihhihi.

Nah, begitu kira-kira curhat saya tentang proses penulisan novel terbaru saya, Blue Vino. Mudah-mudahan pembaca terhibur setelah membaca Blue Vino. Mudah-mudahan pembaca dapat menikmati suasana kebun anggur Austria, dan mudah-mudahan pembaca suka novel ini. Dan pastinyaaaa, terima kasih sudah membeli dan membaca novel saya! (Lebih senang lagi, kalau ada yang mau berbaik hati memotret buku saya dengan sang pembaca atau lokasi toko buku dan mengirimkan fotonya ke saya – karena saya tidak di Indonesia dan tidak dapat melihat dengan mata sendiri buku saya di toko buku, terima kasih sebelumnya!). [K. Fischer]

… Curhat Editor….

Ehm, novel Blue Vino adalah novel editan saya yang pertama. Sekitar bulan Mei 2013 ketika saya diberikan kepercayaan dari pihak GPU untuk mengedit naskah ini. Oh ya, status saya sendiri adalah sebagai freelance editor di GPU. 🙂 Jadi, karena ini yang pertama, jujur saya masih belum percaya diri. Sistem mengedit yang diberikan oleh GPU sendiri adalah saya diberikan akses langsung untuk berkomunikasi dengan sang penulis. Awalnya, masih berkomunikasi bertiga yaitu saya, Mbak Uti (panggilan akrab penulis), dan salah satu editor tetap GPU yang bertanggung jawab atas saya, dan melalui media e-mail. Tapi lama-lama, saya dan Mbak Uti ngobrol langsung berdua via media chat di Facebook, jadi diskusinya langsung dua arah dan cepat tanpa menunggu e-mail dibalas beberapa lama.

Ngaku nih, saya sempat minder dan berusaha agar penulis nggak tahu bahwa ini editan saya yang pertama, haha! Saya juga nggak bohong, sih, saya hanya nggak bilang. 🙂 Karena sempat terpikir, nanti penulisnya ragu lagi diedit oleh editor newbie seperti saya, apalagi saya lihat profil penulis di FB-nya, beliau sudah beberapa kali menulis buku dan menulis artikel di majalah dewasa. Dan bersyukurnya, saya bisa bilang semua berjalan lancar. Bahkan ketika novel ini sudah terbit dan terang-terangan saya bilang di Facebook kalau ini adalah novel editan perdana saya, Mbak Uti nggak kelihatan ‘menyesal’, tuh, haha! Bahkan beberapa hari lalu ngobrol juga Mbak Uti masih ingin novel selanjutnya diedit oleh saya lagi (semoga bisa ya, Mbak! ^^).

Oke, lanjut dengan proses mengedit. Kalau sebelum ini saya hanya bertugas nge-proofread novel yang sudah diedit, yaitu hanya memeriksa tatanan kalimatnya dan nggak ada hak mempertanyakan isi cerita, tugas kali ini saya juga harus lebih jeli menemukan celah naskah. Kesulitannya? Hmm… ya, ini adalah novel dewasa, dengan ada beberapa adegan keintiman. Saat mengeditnya, saya memberikan pendapat bagian mana sih yang rasanya terlalu berlebihan, atau bagian/dialog mana sih yang perlu ditambahkan agar nggak terkesan para tokohnya sekadar mengumbar nafsu? Misalnya, si Bjorn itu… gemas juga awalnya dengan aktor playboy ini. Saya sempat protes sama Mbak Uti, ini cowok kok main nyosor Roz aja, mbok dirayu dulu kek dipuji-puji atau gimana biar nggak langsung ‘beradegan’, haha! Respons Mbak Uti? Wah, beliau tuh terbuka sekali dengan setiap masukan saya. Ya, lagian tiap ngobrol sih kami selalu dalam konteks santai kok, sambil bercanda hingga seperti teman yang sudah saling kenal lama. ^^ Saya dengan keseganan saya awalnya sebagai editor pemula, Mbak Uti dengan segala keterbukannya menerima saran dan kritik saya. Jadilah komunikasi dua arah editor dan penulis yang menyenangkan. ^^

Lalu, di setiap memeriksa naskah, yang saya sukai adalah saya banyak belajar. Misalnya, saat proofread saya harus sering-sering buka KBBI dan tahu ternyata banyak kata yang salah kaprah pemakaiannya. Nah saat mengedit Blue Vino ini, saya banyak tahu tentang kondisi geografis di Austria dan, belajar banyak kosakata baru. Bicara tentang setting, saya sempat bengong sewaktu membaca deskripsi rumah Lisa yang bak istana, atau suasana Langenlois yang banyak sapi.^^ Tapi kata Mbak Uti, ya memang begitulah kondisinya di sana. Tapi akhirnya setelah diskusi dan sedikit perubahan hingga deskripsi itu bisa lebih ditangkap pembaca Indonesia, saya jadi tahu kalau penjelasan setting tempat itulah yang menjadi salah satu kekhasan novel ini. Juga tentang kosakata baru, ada beberapa diksi yang Mbak Uti selipkan yang membuat saya memeriksa KBBI apa artinya. Dan saya jadi manggut-manggut sendiri setelahnya. Menyenangkan, menyelipkan satu kosakata yang jarang terpakai, tapi menurut saya nggak sampai membingungkan makna seluruh kalimat. Apalagi, ya? Yah intinya, saya banyak mendapatkan hal menyenangkan saat mengedit Blue Vino ini. 🙂 Tidak hanya menambah portofolio, menambah belajar, tapi yang paling penting juga menambah teman yaitu Mbak Uti sebagai penulis yang mudah bekerja sama. Selamat menikmati novel ini teman-teman, silakan sampaikan saran dan kritik bagi kami, ya, setelah membacanya. 🙂 [Dini Novita Sari]

pagebluevino

Yakh setelah curhat, sekarang waktunya… KUIS! Hehehe …. Jadi, saya bekerja sama dengan Mbak Kusumastuti Fischer, akan mengadakan giveaway berhadiah novel Blue Vino! Eits, tapi nggak cuma novel, Mbak Uti juga akan membagikan sesuatu dari Austria. Jadi, akan dipilih dua orang pemenang dari kuis ini. Pemenang pertama mendapatkan 1 novel Blue Vino yang akan saya kirim, plus sesuatu dari Austria yang dikirim langsung oleh Mbak Uti dari sana; sedangkan pemenang kedua mendapatkan sesuatu dari Austria saja yang dikirim oleh Mbak Uti. Gimana, menarik nggak? ^^

Ketentuannya adalah sebagai berikut:

  1. Isi kolom komentar di bawah ini dengan: berikan komentar kalian tentang artikel Behind the Book ini, boleh apa saja berkaitan curhatan kami berdua. Lalu, kami juga minta tolong nih…  apa yang kamu bayangkan jika mendengar kata “Austria” ? Apa saja yang ada di kepala kalian tentang negara ini, silakan tuangkan. Boleh juga didukung dengan gambar supaya lebih menunjang, ya sekreatif teman-teman saja. Karena kan setting novel ini adalah negara Austria, jadi kamu pengin tahu apa yang teman-teman bayangkan tentang negara tersebut. 🙂 Jangan lupa nama dan akun twitter kalian di akhir jawaban, ya…
  2. Jika sudah mengisi kolom komentar, kami minta tolong teman-teman untuk share tentang novel Blue Vino dan artikel ini. Contoh format twitnya: Yuk baca artikel di balik novel Blue Vino, Amore terbaru GPU http://wp.me/p2VMdq-hb #GABlueVino cc @dinoynovita. Ingat yang harus ada: link artikel ini, hashtag #GABlueVino dan mention akunku. ^^Twit per akun satu kali saja, ya… ^^
  3. Periode kuis berlangsung dari tanggal 11-18 November 2013, dan pengumuman dua pemenang di tanggal 10 Desember 2013, berbarengan dengan pemenang giveaway ulang tahun lainnya, ya … ^^
  4. Siapa pun boleh ikut, yang penting punya alamat di Indonesia sebagai pengiriman hadiah jika menang.

Oke, kami tunggu partisipasi teman-teman ya, dalam giveaway Blue Vino ini… Cheers! ^^

[All pictures belong to: K. Fischer. 🙂 ]

22 thoughts on “Behind the Book (+ Giveaway!): Blue Vino

  1. Sebelumnya terima kasih buat mba Dini sudah memberikan kesempatan untuk ikut Giveaway ini dan mensharing pengalaman mengedit buku pertama dari Mba Uti.

    Komentarku tentang artikel Behind the Book ini : Sangatlah menarik, aku jadi tau bagaimana Mba Dini mengerjakan edit an buku ini yang perdana pula, dan Mba Uti sebagai pengarang justru ingin bekerjasama lagi untuk novelnya yang berikutnya, artinya editan Mba Dini pasti oke dan bagus saya jadi makin kepengen membaca buku ini. Setelah membaca sedikit ulasan buku ini, hal pertama yang saya bayangkan tentang Negara Austria adalah Negara no 1 penghasil wine terbesar di dunia dan bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Jerman. Di bayangan saya Austria itu negara yang sering bersalju dan dingin. Saya pun baru tau bahwa wine ada ribuan macamnya setelah saya membaca curhat penulis di atas, saya taunya cuma anngur merah dan putih.
    Saya sangat salut karena Mba Dini berkomunikasi dan membahas buku dengan penulis melalui Facebook dan email, padahal untuk mengedit suatu buku pasti lebih mudah kalau membahas dan bertemu langsung dengan penulis, tapi Mba Dini sukses mengedit buku ini dengan baik dan akan segera muncul di peredaran toko …

    Nama : Astri Nardi
    Twitter: @astri_nardi
    Link twit : https://mobile.twitter.com/astri_nardi/status/399565109279719425

  2. Hi Dini, kayaknya saya makin rajin baca blog ini sebagai referensi sebelum membeli buku dan satu lagi saya jadi semakin rajin ikutan giveaway.. *wink*

    Behind the book Blue Vino: setelah baca curhatannya editor. Dini jadi punya tugas yang berat dari pekerjaan editor sebelumnya. Tadinya saya pikir tugas editor itu mudah loh. Asal mengerti bahasa indonesia yang benar saja sudah cukup. Tapi ternyata tingkatannya pasti lebih rumit daripada yang saya pikirkan. Dan semoga ending dari novel ini tidak mudah ditebak ya.

    Austria, jadi inget Pegunungan Alpen sama coklat. Iklan banget ya.. Hihihi. Terbayang kalau Austria wilayah negaranya tidak terlalu luas. Lalu lalang masyarakatnya selalu menggunakan jaket-jaket tebal atau sweater karena dingin. Ada padang rumput hijau terbentang, arsitektur kotanya masih terjaga kebersihannya. Kemudian di setiap pinggiran jalanan ada kedai kopi.

    Congratulation Dini, semoga bisa jadi editor yang handal.

    Rista Afriyanti
    @RistAfriyanti12

  3. Mb Noy, aku ikutan ya, sekali-sekali nih, belum pernah ikutan giveaway di sini soalnya..kelewat mulu sih. >_<

    Tentang behind the book ini, bikin aku pengen juga jadi editor, pengen tau alasan penulis bikin jalan cerita yang begini-begitu, ngasih masukan ke penulis kalau ada ceritanya yang agak 'aneh', dsb. Tapi mikir juga, tugas editor cukup berat ternyata, butuh kesadaran yang prima untuk menemukan celah-celah 'aneh'nya. Kadang saking terbuainya sama cerita, aku suka nggak ngeh 'aneh'nya dimana, padahal siapa tau pembaca lain nemuin itu. Terus, ngeluangin waktunya itu lhooo, yang kutau mb noy kan pekerjaan utamanya juga bukan editor. *pukpuk mb noy *eh *komen macam apa ini

    Tentang Austria di kepalaku. Kalo musim dingin pasti dingin banget, kalau aku di sana pasti tersiksa. Lha wong ke puncak aja bikin hidung mampet. Tapi kalo punya hidung yang prima, aku pengen gitu ke sana, main ski di pegunungan Alpen, bikin boneka salju, perang salju…Aaaakkk salju.. Terus ada bukit Kahlenberg..katanya dari sana view kota Wina tjantik. Tempat yang tepat untuk mengabadikan panorama kota wina dari ketinggian… *_* Terus di Austria itu pasti banyak bangunan-bangunan khas eropa yang udah kayak istana di dongeng-dongeng.. *_*

    Annisa M. Zahro (@letsread123)

  4. Mungkin karena aku penggemar musik klasik, hal pertama yg aku bayangkan ketika mendengar ‘Austria’ adalah negara dimana dua pianis favorit, Mozart dan Beethoven, menjalani karirnya sbg. pianis dan banyak menghasilkan karya disana. Nggak pernah terbayangkan ya, kalau Austria ternyata negara penghasil wine yg besar. Soalnya nggak pernah menggali informasi lebih dalam lagi tentang negara ini. Taunya ya, negara musik klasik itu. Yah berdasarkan curhatan mbak uti dan ka dinoy ini, aku jadi pengin baca novel ini supaya tau sisi lain dari negara Austria yg masih tetanggaan sama negara idaman, Jerman. 😀

    Ruth I. Munthe
    @ruthmunthe

  5. Hai Kak Dini aku izin ikutan kuisnya ya ^^
    Setelah membaca Behind The Book Blue Vino ini yang terlintas dalam pikiranku adalah menarik,kenapa menarik? Dari artikel inilah kita bisa lebih dekat dengan penulis dan tahu bagaimana proses buku ini terjadi. Mengetahui suka duka para penulis dan kerja keras editor di novel Blue Vino ini *lirikKakDini. Selain itu aku jadi tahu kalau wine itu memiliki ribuan macam jenis kalau nggak ada artikel ini aku nggak akan tahu seperti apa lokasi yang jadi settingan disetiap buku pokoknya behind the book banyak menambah wawasan kita. Wajib dilanjutkan behind the book berikutnya.
    Oia aku mau bilang selamat Kak Dini untuk debutnya sebagai editor,jadi penasaran dengan kisah Roz sama hasil editan Kak Dini.
    Apa yang terbayangkan olehku dengar kata ‘Austria’? Pegunungan Alpen,tempat kelahiran Mozart,Cokelat, Arsitektur yang indah. Rasanya ingin ke sana menikmati semua keindahan yang ada di Wina dan mencicipi makanan khas mereka yang cukup mahal yaitu sacher torte,sejenis kue bolu cokelat dilapisi selai apricot dan dark cokelat. Sudah terbayang bagaimana lezatnya kue ini.
    Lalu ingin pergi ke Minimundus terletak di Klagenfurt.Minimundus ini seperti TMII di Indonesia bedanya di sini terdapat landmark dunia seperti menara eiffel,menara pisa dan ada candi borobudur juga loh. Tak lupa kalau ke Austria harus datang ke Hallstat desa kecil penghasil garam. Pecinta musik klasik wajib datang ke Slazburg kota kelahiran Mozart jangan lupa mampir ke Museum Mozart.
    Nggak lengkap kalau tidak datang ke St Anton am Arlberg resort ski pemandangannya yang indah buat kita betah berlama-lama main ski walau harus memakai baju yang super tebal.
    Sekian informasi dan saran dari ku semoga bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi blog ini.
    Nama : Indah Meilina Rahayu
    Twitter : @inmeira14

  6. hai kak aku ikutan give away ini yah, smoga kali ini beruntung dapet novel blue vino ^^

    kalau ditanya hal apa yg terlintas saat mendengar austria? aku langsung keinget sama makhluk lucu nan menggemaskan ini kak, koala! soalnya aku suka banget sama koala. apalagi kalo ngeliat bonekanya di pajang di toko boneka, rasanya pengen beli tru deh ._. oia kak trus berhubung sama novel ini, kok namanya blue vino yaa? trus kenapa covernya cuma gambar buah aja sih? apa memang disengaja yah..
    mungkin karena faktor wine kental banget di novel ini. harapan aku sih diawal tadi covernya memuat sedikit gambar tentang cerita di novel ini sehingga lebih eye catching kak. itu ajasih coment dan masukan aku kak, trimakasih 🙂

    nama : mila
    twitter : @milajelly

  7. Hai Mbak Dini, selamat ya terpilih jadi editor di GPU.
    Dari curhatan di atas, aku jadi tahu gimana sulitnya jadi penulis. Kita nggak cuma di tuntut bisa bercerita dan punya ide briliant, tapi kita dituntut belajar untuk tahu lebih banyak tentang cerita yang kita sampaikan. Kayak setting, kita nggak cuma bilang si A tinggal di kota B, tapi kita dituntut untuk bercerita di kota B kehidupannya seperti ini, suasananya seperti itu, di kota B ada ini, dan sebagainya.
    Dan editor. Yah, dulu sih aku nggak respek banget sama kerjaan editor. Tapi, sejak aku follow twitter editor, termasuk twitter Mbak Dini, dan setelah baca postingan ini tentunya, aku jadi salut sama kerjaan sebagai Editor. Ternyata, jadi editor itu harus lebih pinter dari pada penulisnya. Karena editor nggak cuma jadi tukang edit, tapi jadi pengoreksi juga. Wah, ini kerjaan yang lebih berat dari penulis ternyata. Jadi, penasaran gimana sama cara kerja proofreader, nih!
    Dan curhatan di atas, juga bikin aku tahu, oh ternyata di Austria itu nggak ada poligami dan orang-orangnya terbiasa hidup mandiri. Beda banget sama orang Indonesia, disini mah ceweknya cantik banyak yang nggak bisa masak, cowok ganteng paling malas suruh bersih-bersih. Mau jadi apa mereka? Jadi, tergoda cari suami dari sana aja. 😀
    Lalu, saat aku mendengar kata Austria, di otakku langsung teringat negeri dongeng, dan setting film-film hollywood seperti Narnia. Wah….nggak nyangka juga ternyata Autria bisa sekeren itu geografisnya. Dengan gunung berselimut salju yang diliuki sungai dengan air yang jernih, di kelilingi hijaunya pepohonan dan rumput, dan dihiasi rumah-rumah bertembok tinggi dengan cerobong asap. Huuuuhhhh…menyenangkan pasti hidup di sana. Kira-kira Mbak Uti lebih suka tinggal di mana ya? Di Austria atau di Indonesia yang super kaya polusi ini?

    Nama : Dian. S
    Twitter : @DeeLaluna

  8. Karena termasuk salah satu follower (dan teman juga) dari si empunya blog ini, Novel ‘Blue Vino’ beserta kaver-nya sudah sering sliweran di timeline saya. Seolah dini ga ada bosen-bosennya terus mengingatkan kami para followernya “Hey, ini loh ada novel baru, namanya Blue Vino…”. Awalnya saya ga’ tahu kalau ternyata Blue Vino adalah salah satu ‘baby’nya Dini karena itu merupakan proyek perdananya sebagai editor buku. Tapi tadi iseng-iseng main ke blognya ternyata ada artikel panjang lebar mengenai novel ini.
    Sekilas, novel Blue Vino itu kavernya seperti buku pertanian ya, semacam buku Budidaya Tanaman Anggur gitu hehehe (digaplok dinoy) – dan memang belum bikin hati penasaran buat baca. Artikel ini sangat menolong (kalau engga mau di bilang banget) orang-orang seperti saya untuk tergerak membaca karena ternyata isinya bikin penasaran apalagi dengan seting ceritanya adalah sebuah negara di eropa yang jauhhh deh, dari sini.
    Austria, gitu loh. Kaya apa negaranya aja saya ga’ kebayang. Tapi saya pernah sih nonton film ‘A Good Year’ yang bintangnya Russell Crowe. Seting ceritanya sih kebanyakan di Provence. Tapi sama-sama tentang ladang anggur. Saya jadi kepengen tahu lebih jelas kalau di Austria itu ladang anggurnya seperti apa, personality orang-orangnya kaya gimana dan apa yang bikin menarik sehingga mbak Uti sang penulis menuangkannya lewat sebuah novel ‘Blue Vino’ indang….ini maksudnya hehehe… Saya juga tertarik sama nanti penjelasan mbak Uti tentang macam-macam wine kaya gimana nih… (saya juga taunya wine cuma merah dan putih hihihi)

    Jujur, ga terbayang apa-apa sih ketika mendengar kata Austria. Selain mirip pengucapannya sama Australia. Kayanya negaranya lebih damai ya dari Indonesia dan….dingin. Tapi saya yakin, sebagai pecinta bangunan kuno, bakalan seru jalan-jalan ke situ karena banyak bangunan indah dan megah, lalu ada kastil-kastil tua gitu dan salju….entahlah hehehe…

    Yo wish…sepertinya saya malah nge-blog disini, ngalor ngidul pula 😀 😀 – jadi buat mbak Uti, Sukses ya mbak sama novel barunya, aku mau baca banget loh…penasaran inih!
    dan buat Dinoy, artikel pengalaman meng-editnya ngebantu banget, soalnya aku bakal ngedit buku juga hahaha…(ketawa frustasi karena ini juga proyek perdana)

    Sukses terus buat kalian berdua, Salam menulis!

    Tatz (@t4tz18)

  9. Keren ya bisa jadi editor buku, itu cita-cita yang pernah numpang nyelip dalam hidupku, masih ada sih sebenarnya, tapi enggak sebeapa besar. Kebayang pasti agak ‘mumet’ jadi editor buku. Aku pernah jadi editor kumpulan cerpen teman sekelas, dan sumpah itu bikin mataku panas tiap liat layar laptop, padahal hanya sejumlah cerpen. Tapi kesulitan tersebut karna kebanyakan dari mereka tak terbiasa menggunakan EYD yang benar, atau tak terbiasa membuat cerita hingga terasa datar dan kaku (yang bukan berarti aku sudah sangat lihai dalam hal itu), dan itu semua membuatku gemas setengah mati saat melakukan pengeditan. Pasti jauh berbeda dan lebih menantang dengan mengedit buku karangan orang yang sudah berpengalaman dalam dunia menulis, kakak beruntung sekali 😀

    Selanjutnya, yang aku pikirkan saat mendengar kata Austria adalah kepolosanku saat kanak kanak dulu. Aku mengira Austria adalah bagian dalam benua Australia. Padahal jauh sekali kan, haha. Selain itu, aku teringat akan buku Night Of The Fox karya Jack Higgins yang kubaca sebagai salah satu tugas mata kuliah. Latar cerita di dalamnya mengenai perang dunia kedua, yang tentu membawa tokoh ternama, Hitler yang lahir di Austria. Lalu, buku Edensor karya Andrea Hirata yang berisi perjalannya selama di Eropa, dimana Austria terdapat di benua itu. Sisanya, aku tak tau apa-apa soal Austria. Aku akan senang sekali dapat memenangkan giveaway ini dan mendapatkan bukunya, jadi aku akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang Austria, mendapat deskripsi yang lebih dari curhat kakak dan penulis tentang kehangatan orang orang disana. Semua yang kakak dan penulis paparkan membuatku penasaran soal Austria 🙂

    Terimakasih giveawaynya, sukses selalu untuk kakak 🙂
    Annisa Aprilliani
    @nnisawunde

  10. hai kak, kenalin aku vanisa. ikutan yaa 🙂
    hal yang pertama kali isha ingat waktu denger kata austria adalah wiena. salah satu nama kota di negara tersebut. dan tentu saja yang diingat setelah itu adalah tentang novelnya kak winna efendi. refrain. hihii. hanya sebatas itu yang isha tau. #eaa kemana aja sih?. ;p makanya, dengan adanya buku ini, selain dari isi cerita, juga dapat menggambarkan dan memberi banyak pengetahuan buat yang baca 🙂

    makasih. happy birthday. sukses selalu 🙂
    @ishavanisa

  11. Komentar aku setelah baca behind the book diatas itu….Waah!
    Waah, dalam arti behind the book antara curhatan sang penulis dengan editornya yg terkesan bukan seperti slg curhat tapi lebih sperti membagi informasi / pengalaman yg baru bagi aku.
    Aku sekarang jd tau kalau Austria itu terkenal dgn wine-nya, gimana gaya hidup orang Austria, sampai info tentang di Austria gak ada telenovela, gak ada yg namanya poligami kayak di Indonesia hahahaha :D.
    Aku jd salut lo sama mbak penulisnya yg udh lama bgt tinggal di Austria terus ttp bisa menelurkan novel2 baru di Indonesia. Eh 1 lagi, aku jd penasaran dgn negara Austria, pingin ke kebun wine kayak yg di photo2 diatas, buahnya biru hehehe..
    Tentang curhatan kak Dini juga seru bgt, berbagi pengalaman baru gimana rasanya jd editor buat prtama kalinya. Jadi tau juga gimana suka dukanya menjadi salah satu bagian dlm sebuah pembuatan novel, krn selama ini aku bisanya cuma baca novel doang, gak pernah kepikiran gimana proses di balik novel tsb *PLAAKK

    Pertama kali yg terlintas saat mendengar Austria itu sama aku adalah Australia..aku selalu mikirnya Austria itu bagian dr Australia, ada kangguru juga haha. Gimana enggak, soalnya kedua nama negara tersebut penyebutannya mirip bgt AUSTRIA AUSTRalIA. Tapi selain itu yg aku terlintas di pikiran aku saat dgr Austria adalah Vienna, gedung2 tua yg cantik dan coklat khasnya yg super lezat kalau terustan dibayangin :DD

    Itu aja komenan ( yg bukan komen) dari aku tentang curhat2 diatas..penasaran bgt dgn cerita novel ini, secara novel ini berlatar Austria ^^
    Thx..
    Rulia @Lia_nded19

  12. Artikel behind the book-nya keren banget, jarang loh ada yang ngepost tentang proses ini. Kebanyakan cuma sekedar resensi, padahal sebagai pembaca kita kan juga penasaran kenapa penulis mengambil setting dikota A, kenapa tokohnya sifatnya kayak gitu, atau kenapa ngomongin satu hal terus-menerus, mungkin dalam novel ini wine. Pas baca artikel jadi kayak berasa langsung ketemu penulisnya loh. Makasih buat artikelnya yaa 🙂
    Austria, kata pertama muncul di kepala saya adalah dingin. Austria itu kota yang bersalju, pasti dingin dong dan karena saya belum pernah liat salju, mungkin karena itu Austria jadi keren banget di mata saya hehehe..
    Link foto : http://www.laemmerhof.at/image/medium/en/winter-hiking-salzburg-austria.jpg

    Thank you karena udah nulis artikel ini yaa,
    Sheilla Verisha (@iamsheilla)

  13. Congrats, Dinoy. Akhirnya jadi editor juga. Saksyes ya dan bagi-bagi ilmu editorial di sini jangan lupa.

    Tertarik pengin baca Blue Vino karena it’s all about wine. Saya pecinta (red) wine dan pengin tahu lebih dalam tentang winery di Austria. Karena selama ini wine identik dengan Prancis.
    Austria itu identik dengan choir-nya menurutku. Juga Apple Strudle yang yummy berat itu (jadi pengen).

    Selain itu, jarang-jarang novel Indonesia yang berlatar winery. Saya pernah baca Unforgettable-nya Winna Efendi, namun novel tersebut hanya membahas sekilas tentang wine, tidak terlalu detil.

    Tiba-tiba saya jadi ingat film A Walk in the Clouds yang juga kental unsur wine-nya. Semoga novel Blue Vino ini semanis dan sehangat film A Walk in the Clouds.

    Thanks for this wonderful giveaway.

    Yuska Vonita
    @yuska77
    miss_yuska@yahoo.com

  14. Semoga setelah Blue Vino, kak Dinoy dapet project mengedit dari GPU lagi. Amin. Oh iya kak, ini pemenang kedua nanti, apa gak sekalian juga dikasih novel Blue Vino? masa cendera mata doang? Kan nanggung kak. Hehehe

    Kalo denger tentang Austria terus terang dulu saya ngira, Austria itu adalah Australia. Hahaha. Tapi setelah beranjak dewasa sekarang jadi ngerti Australia & Austria itu beda. Secara, Austria itu kan bagian dari Jerman.

    Link share: https://twitter.com/dianmayy/status/401663448552964096

    -May-
    @dianmayy
    Email: dianmayasariazis@gmail.com

  15. behind the book nya mengubah pandangan aku selama ini tentang Austria. karna selama ini, aku selalu membayangkan Austria adalaha negara yang putih, penuh dengan salju. maklum, belum pernah mencari foto-foto tentang negara Austria hehe.. ternyata Austria negara penghasil anggur ya? berarti penuh dengan pohon-pohon anggur yang menjalar dong? aduh ngiri deh sama penulisnya yang punya kesempatan kesana 🙂
    Nama: Tiara Umbari
    akun twitter: @tiyumbari

  16. Selamat ya Mbak Uti atas kelahiran ‘anak’ barunya. Semoga laris manis 🙂 Selamat juga buat kak Dini yang juga lahir ‘baby’ pertamanya sebagai editor, waw you’re cool kak! Behind the booknya keren! Selalu suka dengan gaya ceritanya.
    Aku ngiler kak liat anggurnya >.<
    Ternyata buat jadi penulis itu gak gampang ya, harus melewati perjalanan panjang dulu, sampai hal-hal yang terkecil pun harus mendetail. Membangun karakter yang pas, mengapa si A karakternya harus ini. Aku juga baru tau kalau jadi editor itu lebih rumit 😀
    Dari behind the book ini banyak banget manfaatnya kak, aku jadi tau suasana Austria itu kaya apa. Yang sebelumnya aku 'tutup mata' sama negara yang kurang 'populer'. Ternyata Austria jauh lebih keren dari negara yg selalu aku baca 😀 How interesting it is!^^
    Penasaran (sekali pake bangeeettt) sama Blue Vino karena saya rasa ide ceritanya sangat menarik, dan latar yg bertempatkan di Austria, jujur saya belum pernah baca novel yg berkisahkan di negara ini, apalagi ada hal menarik tentang wine, kayak di novel Frea yang disebutkannya berbagai macam wine.

    Yang saya bayangin ketika denger kata Austria itu sih negara Vienna, tempat berasalnya mozart dan bethoven. Bangunan-bangunan klasik yang memukau, pendidikannya oke banget sering ngasih beasiswa. Mbak Uti pasti asyik ya tinggal disana? Ah jadi nambah daftar negara yg ingin aku kunjungi nantinya 😀
    Nama : Sabariah
    Twitter : @cabbyy_

  17. Halo Diny. Ikutan ya giveaway-nya.
    Behind the book ini bikin aku penasaran dengan isi buku ini. Pertama, aku memang menyukai Austria (makanya dulu sempat les bahasa jerman karena pengin ke sini, he-he-he) dan sekarang novel tentang Austria enggak terlalu banyak. Awalnya aku pikir ini novel luar tapi ternyata ini ditulis penulis asli. Baca curhatan mbak Tuti bikin aku penasaran tentang cara Mbak Tuti menggambarkan Austria. Harusnya sih feel-nya dapet banget karena beliau sudah lama tinggal di sana. Jadi pengin tahu seperti apa sih kebiasaan orang Austria itu. Sedangkan untuk curhatan Mbak Diny, i feel the same mbak waktu pertama kali dipercaya jadi editor freelance. deg-degan parah. Apalagi Mbak Diny langsung mendapat penulis berpengalaman seperti Mbak Tuti, pastinya lebih deg-degan. Tapi aku yakin hasilnya bagus karena sebagai book blogger, Mbak Diny salah satu favoritku.
    First thing who pop into my mind begitu mendengar Austria adalah: ROMANTIS. Menurutku Wina adalah salah satu kota terromantis di dunia. Dia punya semua hal yang menjadikannya romantis. COkelat, perkebunan, wine, cowok Eropa yang ganteng, pegunungan, salju, musim dingin, dan…. musik klasik. Kalau semuanya dijadikan satu pasti akan sangat sangat sangat romantis, he-he-he.
    Nama: Ifnur Hikmah
    Twitter: @iiphche

  18. Malam kak Dini..
    Ikutan lagi ya kuisnya..
    Sjujurnya aku baru tau ada kuis ini. Bberapa menit yg lalu. So, karena kepo aku langsung mluncur ke TKP (?)
    Dan, wuihh interview yang mnarik antara penulis dan editor. Dari obrolan klian aku tertarik sama ulasan Kak Uti yg ngejelasin Austria dengan ‘wine’ nya. Oh iya, aku juga jd tahu tugas seorang editor. Kyaknya seru ya jd editor. Kkk~

    Spertinya novelnya seru kak, berlatar luar negeri gmn gitu. Apalagi Austria, yah secara telingaku emang agak asing dnger kata “Austria” haha norak kali ya..
    Btw, yang prtama kali aku byangin tntang Austria adalah sbuah negara maju yg bnyak bngunan2 klasik. Trus mungkin ktika mmasuki musim dngin akan sngat indah. Spertinya bnyak bngunan romantis juga disana. Ya, lokasinya pasti bagus lah buat setting novel ini…
    Dan, aku makin penasaran nih sama novel bersetting Austria! 🙂
    btw, thanks kak. Maaf kalau komennya kpnjangan,hehe

    by Hanifah Putri – @hanifahae

  19. Haaaaiii Kak Dinoy 😀

    Nggak bosen-bosen main ke website kakak, dan ngeliatin daftar giveaway yang banyak kakak adain, hehe 🙂

    Komentar:
    Behind-the-book-blue-vino (penulis) : Dari curhatan penulis aku jadi tau bagaimana seorang penulis bisa menuangkan ide dari awal untuk membuat suatu karya yang enak dibaca, bagaimana seorang penulis berusaha membuat sang pembaca menjadi nyaman dengan bacaannya. Bagaimana seorang tokoh dalam sebuah cerita sukses membuat pembaca gemas, apalagi jika ada beberapa tokoh dengan karakter yang berbeda pasti harus menyesuaikan dengan hal-hal lain yang bersangkutan dengan pribadi sang tokoh. Aku jadi pengen banget baca novel ini pengen ngeliat alur cerita dari kebiasaan Roz yang seorang pekerja keras, berubah menjadi seorang wanita yang berbeda dari sebelumnya. Pengen tau juga kontroversi Roz sama hatinya waktu memilih pasangan.

    Behind-the-book-blue-vino (editor) : Sebagai seorang editor ‘newbie’ pasti ini bukan hal yang mudah dong untuk kak Dinoy mengedit novel Blue Vino ini. Yang pasti pekerjaan pertama dan jika pekerjaan itu berhasil akan terkenang karena merupakan pengalaman pertama,
    nah semoga saja nantinya Novel Blue Vino akan menjadi best seller seluruh Inonesia 🙂

    Austria : Aku penasaran sekali kenapa ibukota Austria namanya Wina? Mungkin nama ibukota Austria ini yang menjadikan Austria saat ini identik dengan wine? Dan pertanyaan itu (sepele) itu selalu aku inget sampe sekarang.

    Udah sih kak, itu aja ya dari aku 🙂

    Wida Erli
    @widawiduu

  20. Terima kasih teman-teman yang sudah ikutan. Kuis Blue Vino sudah ditutup, ya… Tunggu pengumuman pemenangnya tanggal 10 Desember 2013 bareng pemenang-pemenang giveaway Funtastic November Book Party lainnya. ^^

  21. Hali halo semuanya! Pertama2, terima kasih banyak atas semua perhatian dan partisipasinya di kuis “behind the book – Blue Vino” ya. Benar-benar terharu baca semua jawaban yang masuk. Semuanya unik dan terus terang membuat saya kesulitan menentukan pemenangya. 🙂 Dan ya! Austria BUKAN Australia hihi. Benuanya di Eropa bukan di benua Australia. Sebagai negara yang berdiri sendiri dan bukan bagian dari negara lain, Austria itu dulu wilayahnya sangattttt luas, nyaris seluruh eropa sampai ke mexico. Waktu itu istilahnya AEIOU = Alle Erdreich ist Oesterreich Untertane. Seluruh tanah di dunia adalah jajahan Austria. Ya masa itu yang namanya “dunia” berputar di benua Eropa hihhi belum menjarah ke benua lain. Begitu besar sampai salah satu rajanya menjadi kaisar romawi ! Benar juga bagi yang bilang Austria itu dingin. Hari ini “cuma” -9C saja, yang buat orang Austria belum apa2. Winter terparah yang pernah saya alami sampai -33C (ya minus bukan plus hihihi). Tapi pas musim panas juga gosong, karena bisa sampai +40C. Bagi yang ingin tahu lebih jauh tentang austria, atau tentang buku2 saya ( ini buku ketiga belas saya yang sudah terbit) silahkan melihat page saya : https://www.facebook.com/pages/Kusumastuti/80213494570. Dan saya akan senang sekali, jika semuanya mengadd saya di facebook. Selalu senang bisa mendapat kesempatan ngobrol dengan pembaca langsung. Sekali lagi, terima kasih banyak atas semua perhatian dan partisipasinya. Lalu lalu… siapa pemenangnya? Untuk ini, pengumumannya harus menunggu mbak dini dulu sebagai yang punya blog hihihihi… harap sabar menanti yaaa.

Leave a comment