Halo! Kali ini aku akan membuat ulasan sebuah novel dengan cara yang berbeda. Aku akan mengutarakan alasan-alasan kenapa kalian harus membaca satu judul novel yang kurekomendasikan. Dan untuk yang pertama, aku menuliskan 18 alasan kenapa kalian harus membaca novel Fangirl, karya Rainbow Rowell! Yang kubaca adalah versi terjemahan bahasa Indonesia-nya, oleh Penerbit Spring (imprint dari Penerbit Haru). Ehm, lebih tepatnya, aku adalah proofreader untuk novel ini, hehe.
Nah, tanpa perlu berbasa-basi lagi, inilah 18 alasan kenapa harus baca Fangirl! Oh ya, barangkali ada yang tanya kenapa harus 18?? Karena, angka itu menggambarkan usia Cath, tokoh utama di novel ini. 🙂
- Novel Fangirl sampai sekarang telah di-rate oleh 116.968 pengguna Goodreads dari berbagai belahan dunia, dengan nilai rating rata-rata 4.20 (skala 1-5). Wah, berarti banyak banget yang sudah baca dan sebagian besar menyukainya!
- Novel ini adalah karya Rainbow Rowell, yang tahun lalu dinominasikan sebagai Best Young Adult Fiction di Goodreads Choice Awards 2013. Hasil akhirnya, Fangirl mendapatkan 17.124 pemilih, menduduki posisi kedua. Posisi pertama adalah Eleanor & Park, juga karya Rainbow Rowell, dan di tahun ini, karya Rainbow Rowell yang lain yaitu Landline juga masuk nominasi sebagai Best Fiction lho, di Goodreads Choice Awards 2014. Wah, Rainbow Rowell benar-benar penulis yang keren!
- Novel terjemahannya dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Spring, penerbit baru yang merupakan imprint dari Penerbit Haru. Tahu kan, kalau Haru sudah banyak menerbitkan novel-novel terjemahan berkualitas dan selalu mencuri hati para pembaca? Nah, nggak usah ragu deh dengan kualitas terjemahan Spring! ^^
- Fangirl masuk dalam kategori novel dewasa muda, tetapi cerita di dalamnya termasuk komplet sehingga semua orang dapat membacanya! Ada cerita keluarga, seorang gadis remaja menjelang dewasa yang ragu memasuki kehidupan baru, persahabatan, kehidupan perkuliahan, dan tentunya cerita cinta yang romantis banget!
- Fangirl mengambil setting tempat di Amerika Serikat, yaitu di Omaha (tempat tinggal Cath) dan juga Lincoln (lokasi kampus Cath, Universitas Union). Dari sini kita akan tahu bagaimana kehidupan anak-anak muda di sana, terutama kehidupan kampusnya.
- Pernah ketemu sepasang saudara kembar tetapi berbagi sifat yang bertolak belakang? Selamat menikmati kisah Cath dan Wren, dua saudara kembar yang meski sering beradu pendapat, tetapi sebenarnya mereka sangat sehati.
- Buat penyuka cerita fantasi, di sini juga diselipkan penggalan-penggalan cerita Simon Snow, novel berseri yang sangat disukai Cath sehingga membuatnya terobsesi menulis fanfiksi tentang Simon Snow. Cerita fantasi Simon Snow menjadi variasi yang seru sehingga nggak melulu berkutat dengan kehidupan Cath—sang tokoh utama.
- Buat kamu yang suka baca novel dan menulis, apa yang dilakukan Cath mewakili kamu banget, deh! Punya novel favorit bahkan sampai terinspirasi menulis karenanya. Siapa coba yang nggak pernah kayak gini?? 🙂
- Selain konfliknya yang komplet, tokoh-tokoh di dalamnya pun mewakili penggambaran berbagai karakter yang juga lengkap! Kita dapat merefleksikan diri melalui tindakan para tokoh di dalamnya.
- Untuk kalian para introvert alias orang-orang tertutup, selamat berkenalan dengan Cather Avery, sang tokoh utama. Semua sikap ragu, khawatir memasuki dunia baru, dan ketakutannya menyakiti perasaan orang lain menggambarkan bagaimana seorang dengan karakter introvert harus bergumul menghadapi dunia nyata. Para introvert akan berkaca lewat hidup Cath!
- Kalian juga akan ketemu dengan Wren, kembarannya Cath. Meski kembar, Wren memiliki sifat berbeda dengan Cath. Dia adalah gambaran gadis yang terbuka, ekspresif, dan selalu mau mencoba hal-hal baru—meski cenderung liar juga.
- Halo, Reagan! Inilah teman sekamar Cath di asrama kampus yang awalnya ditakuti Cath, tapi lama-lama menjadi sahabat yang menyenangkan. Lewat Reagan pula kita belajar bersikap praktis dan tidak terlalu memikirkan hal-hal remeh.
- Buat para cowok, penting banget belajar dari Levi! Cowok ini tahu banget cara memperhatikan dan memberi perlindungan buat cewek yang disayanginya. He is such a loveable character! 🙂
- Di sisi pria dewasa, ayah Cath dan Wren, Arthur Avery, akan memberitahu kita bagaimana sulitnya menjadi single parent. Lewat dia juga kita akan lebih belajar menghargai dan menyayangi orangtua kita. 🙂
- Laura, ibu si kembar, meski porsi penceritaannya tak terlalu banyak, tapi juga memberi sisi pembelajaran yang baik. Bahwa mereka yang bersalah di masa lalu tak selamanya selalu berdosa, karena selalu ada kesempatan kedua untuk menjadi lebih baik. 🙂
- Bertemu dengan Profesor Piper membuat kita berpikir asyiknya punya dosen atau guru yang peduli sekaligus tegas, nggak sekadar memberi tugas dan nilai. Profesor Piper menuntun Cath untuk tetap kembali berkonsentrasi pada kuliahnya, di saat Cath mulai tenggelam dalam dunia fanfiksinya.
- Meski tidak ada tokoh yang benar-benar antagonis, tapi di sini kita akan melihat bagaimana Nick yang telah menjungkirbalikkan perasaan Cath. Kalau kata anak zaman sekarang nih, Nick itu kayak cowok yang suka kasih harapan palsu, alias tukang PHP! Huft.
- Banyak sekali pesan moral di dalam novel Fangirl: belajar menerima diri sendiri, keluar dari zona nyaman, berani menyatakan pendapat dan perasaan kepada orang lain, sekaligus belajar menerima apa yang orang lain lakukan kepada kita dengan tulus. Semua pesan itu disampaikan dalam cerita yang sangat membumi.
Itu tadi adalah rekomendasiku mengenai novel Fangirl. Gimana, sudah menarik minatmu untuk membacanya?? ^^ Sebagai penutup, berikut aku sampaikan detail tentang novel ini, yaa!
Judul: Fangirl
Penulis: Rainbow Rowell
Penerbit: Spring
Genre: Barat terjemahan, dewasa muda, drama, keluarga, romance
Tebal: 456 halaman
Terbit: November 2014
Harga normal: Rp74.000,00
Sinopsis
Cath dan Wren—saudari kembarnya—adalah penggemar Simon Snow. Oke, seluruh dunia adalah penggemar Simon Snow, novel berseri tentang dunia penyihir itu. Namun, Cath bukan sekadar fan. Simon Snow adalah hidupnya!
Cath bahkan menulis fanfiksi tentang Simon Snow menggunakan nama pena Magicath di Internet, dan ia terkenal! Semua orang menanti-nantikan fanfiksi Cath.
Semuanya terasa indah bagi Cath, sampai ia menginjakkan kaki ke universitas. Tiba-tiba saja, Wren tidak mau tahu lagi tentang Simon Snow, bahkan tak ingin menjadi teman sekamarnya! Dicampakkan Wren, dunia Cath jadi jungkir balik. Sendirian, ia harus menghadapi teman sekamar eksentrik yang selalu membawa pacarnya ke kamar, teman sekelas yang mengusik hatinya, juga profesor Penulisan Fiksi yang menganggap fanfiksi adalah tanda akhir zaman.
Seolah dunianya belum cukup terguncang, Cath juga masih harus mengkhawatirkan kondisi psikis ayahnya yang labil. Sekarang, pertanyaan buat Cath adalah: mampukah ia menghadapi semua ini?
Pingback: FANGIRL by RAINBOW ROWELL | HELLO SUNSHINE