Si Alien Sebelah Rumah [Sweet Home by Adeliany Azfar]

Judul: Sweet Home

Penulis: Adeliany Azfar

Penerbit: Haru

Genre: Remaja, Romance, Drama, Keluarga

(pemenang kompetisi menulis “100 Days of Romance”)

Tebal: 360 Halaman

Terbit: Oktober 2014

Cara dapat: hasil proofreading

Harga normal: Rp54.000,00

Kemalangan beruntun seolah sedang menimpa Emily Cox. Diputus pacar karena alasan yang dibuat-buat, dan kehilangan sahabat dekat sebelah rumah karena pindah. Sahabat itu bernama Mary, yang selama ini menjadi rumah ternyamannya untuk curhat-curhatan, dan selalu mengerti menangani kegundahan Em. Namun, kepindahan Mary ternyata digantikan oleh seorang alien yang menjajah kamar Mary yang berada tepat di seberang kamar Em–di mana dulu mereka berdua terbiasa menerbangkan pesawat kertas berisi curhatan masing-masing. Alien yang baru datang ini, ternyata sangat menyebalkan dan usil setengah mati! Membuat Em harus menambahkan lagi daftar kemalangannya di tengah kesibukannya menginjak grade 11 di sekolah.

Alien itu bernama Tyler Adams–panggil saja Ty. Emily sempat terperangah sejenak saat cowok itu mengaku sebagai alien, sebelum akhirnya si Ty menertawainya puas karena keterperangahannya itu. Dan hari-hari selanjutnya terpaksa diisi Em dengan celotehan nggak penting Ty, perbuatan-perbuatan usilnya yang mengganggu, juga rasa ingin tahunya yang besar yang membuat Em waspada. Gimana nggak waspada, kalau Ty memegang kartu as Em lewat pesawat kertas-pesawat kertas curhatannya yang seharusnya ditujukan untuk Mary. PR selanjutnya bagi Emily adalah merebut lagi benda-benda itu. Namun itu berarti… Emily harus mau masuk lebih dalam ke kehidupan seorang Tyler Adams, yang ternyata menyimpan banyak hal tak terduga! Di balik sifat sembrono Ty, ternyata ia menyimpan tujuan-tujuan manis dan Emily pun akhirnya perlahan terhanyut dalam hari-hari bersama Tyler Adams.

Membaca novel ini, seperti judulnya, sebenarnya terasa manis. Buat saya novel ini cocok untuk remaja yang menginginkan bacaan ringan. Tidak ada konflik yang terlalu berat.  Pun jika menceritakan tentang Emily yang harus mengalami dampak perceraian kedua orangtuanya, nyatanya hal itu tidak mengganggu hidupnya. Masalah yang datang sebenarnya tampak biasa dihadapi oleh remaja seumurannya: diputus pacar dan kehilangan sahabat. Hal yang menarik di sini adalah dari hal-hal yang sederhana tersebut, penulis pelan-pelan menyelipkan hal-hal tak terduga. Misalnya, tentang kepribadian Tyler Adams di balik tingkah-tingkah konyolnya. Juga, perilaku Matt–mantan pacar Em–yang juga susah ditebak dan menjengkelkan. Belum lagi ada tokoh antagonis lain yaitu Andrea yang memainkan peran jahatnya dengan tepat. Hal-hal tersebut membuat saya sebagai pembaca jadi terus terfokus dan menantikan apa sih yang akan dilakukan atau dirasakan Emily selanjutnya?

Kekurangan novel ini, menurut saya ada pada chemistry yang menurut saya masih kurang kuat terjalin. Misalnya antara Emily dan Mary, saya belum terlalu dapat feel-nya sekuat apa sih persahabatan mereka sehingga Em sampai sebegitu nelangsanya ditinggal Mary pindah. Juga, percikan-percikan cinta antara Emily dan Tyler, yang kalau kata orang Jawa bilang “witing tresno jalaran saka kulina*”, bagi saya pun semestinya bisa lebih dipermanis lagi.

Namun secara keseluruhan, saya menangkap makna yang tersurat melalui judulnya. Sebuah rumah yang manis; rumah tempat Em untuk pulang dengan segala kegundahannya, adalah keluarga, sahabat, dan juga… si alien sebelah rumah. Hehehe. 🙂

Stars: 3 of 5

Diikutkan pada Indonesia Romance Reading Challenge 2014

[*tumbuhnya cinta karena kebiasaan.]