Judul: Menanti Cinta
Penulis: Adam Aksara
Penerbit: Mozaik Indie Publisher
Genre: Fiksi, romance, drama, dewasa muda, tragedi
Terbit: Februari 2014
Tebal: 227 Halaman
Cara dapat: Buntelan dari BBI & Mozaik Indie Publisher
Harga normal: Rp 37.500,00
(Bisa dibeli di mozaikindie.com)
Penderitaan tanpa akhir. Sepertinya itulah yang dialami oleh Claire, seorang wanita yang beranjak dewasa. Ia lahir dari seorang pelacur yang bahkan mengabaikannya, menganggap kehadirannya tak berguna jika tak menghasilkan uang. Berkali-kali ibu kandungnya sendiri mencoba menjual dirinya, tetapi Claire selalu dapat lolos. Kini Claire sedang berusaha menyelesaikan kuliahnya yang berbekal beasiswa juga pekerjaan paruh waktunya di Mark’s Burger. Pun, di tempat kerjanya Claire tidak merasakan kedamaian. Sang majikan berlaku kasar, bahkan menginginkan dirinya seutuhnya. Claire tak tahu harus ke mana lagi, mengingat restoran itu adalah sumber penghasilan utamanya. Dan kampus adalah satu-satunya tempatnya berteduh, menanti malam agar dapat pulang dan menghindari ayah tirinya yang kasar. Di sebuah perpustakaan lama, Claire bertemu dengan seorang pria yang entah kenapa menjadi begitu peduli padanya. Pria ini, dengan segala keterbatasan, juga segala hal yang dimiliki, mencoba mengatasi masalah Claire satu per satu. Pria itu bernama Alex, pria yang jauh dari sempurna, karena…
Cacat yang didera Alex sejak kecil membuatnya harus hidup di atas kursi roda. Namun sejak kecil sang kakek selalu menanamkan rasa pantang menyerah. Karena sebuah hadiah di masa remaja, membuat Alex jatuh cinta pada bidang kimiawi. Ia mulai melakukan banyak eksperimen yang menghasilkan produk-produk yang laris di pasaran. Ia juga menjadi seorang dosen di mata pelajaran kimia, yang membuatnya bertemu dengan seorang gadis yang suka menyendiri. Demi dapat membuat gadis itu merasa nyaman, Alex mengusahakan agar perpustakaan lama di kampus itu dibuka kembali. Ia memang memiliki harta melimpah yang membuatnya dapat melakukan segalanya, termasuk memerintahkan orang lain untuk melakukan keinginannya. Dan sejak tertarik kepada Claire, Alex pun mulai menyelidiki segala hal tentang gadis ini. Ia membantu gadis itu diam-diam, juga mengancam orang-orang yang berbuat jahat kepada Claire. Dengan menolong Claire, Alex seperti mendapatkan kekuatannya lagi sebagai seorang pria.
Saya mendapatkan novel ini karena mendaftar pada buntelan yang diberikan BBI bekerja sama dengan Mozaik. Saya hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk menuntaskan novel ini. Secara penuturan, novel ini cukup enak dan mengalir. Gaya bahasanya sederhana dan kata demi kata terjalin dengan enak. Namun, di bab-bab awal saya sempat dipusingkan dengan peralihan POV. Dari sudut pandang orang pertama, lantas beralih ke orang ketiga. Mengenai teknis penulisan, sayang sekali banyak kesalahan di sini. Yah, apakah saya harus memaklumi karena ini penerbit indie dan nama editor pun tak tercantum, jadi lumrah kalau banyak salah penulisan? Seharusnya sih nggak begitu. π¦ Saya akan merincikan sampel salah penulisannya di akhir resensi. Banyak salah, tetapi nggak sampai berantakan, kok.
Ceritanya sendiri, kalau boleh saya bilang, sinetron banget. Ini kalau di sinetron tuh ada tokoh perempuan yang ditakdirkan untuk menderita bertubi-tubi. Seolah derita adalah nama tengahnya dan kemuraman menjadi warna hidupnya sehari-hari. Punya ibu kandung yang nggak bertanggung jawab, beberapa kali ayah tirinya mencoba memerkosa, teman-temannya menjauhi, juga perlakuan tak enak di lingkungan kerja. Alex sendiri digambarkan sebagai pria dengan keterbatasan fisik tetapi seolah memiliki uang tak terhingga jumlahnya sehingga kekuasaannya bahkan melebihi kekuatan fisiknya sendiri. Hal ekstrem yang dilakukan Alex adalah membeli restoran burger tempat Claire bekerja untuk memastikan gadis itu dapat bekerja dengan tenang. Ehm, maaf ya, sedikit spoiler, hehe. Namun, ketika banyak hal telah ia lakukan demi kebahagiaan Claire dan mereka mulai dekat pun, Alex tetap merasa minder untuk menyatakan perasaannya. Ia takut Claire tak akan mau bersama dengan pria cacat sepertinya. Bahkan meski Claire sendiri sudah rela menyerahkan dirinya kepada Alex, pria itu tetap menyangka Claire melakukannya karena merasa berutang budi atas bantuan Alex selama ini. Hmm…
Meski saya tadi bilang kalau penuturannya termasuk enak dibaca dan ngalir, tetapi ada beberapa hal yang mengganjal bagi saya. Ah, saya mencoba menahan diri untuk tak mengatakan yang mana saja biar nggak spoiler. π¦ Tapi, apa perlu sih adegan Claire tampil telanjang di hadapan Alex demi menyatakan ia menyerahkan dirinya kepada pria yang telah membuatnya aman itu? *ups, spoiler ya? Sorry, can’t help it!* Sori ya, kesannya tuh jadi murahan banget. Saya jadi benar-benar susah membaca karakter Claire ini. Dan, saya juga nggak suka dengan konflik yang terkesan “diada-adakan” oleh penulis. Sudah mau happy ending aja gitu antara mereka berdua, eh didatangkan seseorang dari masa lalu Claire yang akan membuat gadis itu pergi meninggalkan Alex. Gimana ya, faktor “magic” dan “nggak masuk akal”nya juga lumayan bikin kening berkerut. What are you trying to say through this novel, Adam??Β
Jadi, begitulah. Akhir kata, saya hanya bisa menyematkan dua bintang untuk novel ini. Nggak bisa bilang suka, oke ajalah. Dan berikut contoh-contoh kesalahan penulisan yang terjadi:
- Nafas (napas)
- Sepeserpun (sepeser pun)
- ketidak berdayaan (ketidakberdayaan)
- Memerhatikan (memperhatikan)
- Atau pun (ataupun)
- ke sekian (kesekian)
- mengantri (mengantre)
- jenius (genius)
- acuh (konteksnya di situ tak peduli, jadi harusnya tak acuh)
- di antar (diantar)
- menghujam (menghunjam)
- di penjara (konteksnya di situ kata kerja: dipenjara)
- siapapun (siapa pun)
- special (spesial)
- mau pun (maupun)
- menegak minuman (menenggak minuman)
- mengijinkan (mengizinkan)
- diantara (di antara)
- di bawa (dibawa)
- cengkramannya (cengkeramannya)
- keluar kota (ke luar kota)
- disekelilingnya (di sekelilingnya)
- resiko (risiko)
- sekedar (sekadar)
- satu persatu (satu per satu)
- serba salah (serbasalah)
- menasehati (menasihati)
- Perancis (Prancis)
- sembab (sembap)
Note: Diikutkan dalam Indonesian Romance Reading Challenge 2014
Pingback: Joining Indonesian Romance Reading Challenge 2014 (!!) | Dinoy's Books Review
aku malah baru tau kalo yg bener itu Prancis π
Iya sempet bingung, tapi GPU jg pake Prancis, dan beberapa penerbit lain. Hihihi.
Pengin baca ini tapi malas beli huahahaha. xD
Boleh pinjem nggak, Din? :p
Wkwkwkwk, bukunya udah protolan hampir semua halamannya, Lin. Di sini emang aku gak komplen masalah itu, toh Mozaik udah minta maaf di FB-nya dan ini kan buntelan dari BBI-Mozaik. Masih mau protolan gitu? hihihi, lagian ongkirnya mahal Surabaya-Palembang. xp
Aku setuju sama Kak Dinoy.. Aku kaget waktu baca yang bagian telanjang itu, kesannya ya itu..murahan jadinya.. π
(Dinoy’s Book Review 2014 Challenge) my review http://treasureinari.wordpress.com/2014/12/30/menanti-cinta/