Hai Winna!

Winna's

Beberapa hari lalu saya baru saja menyelesaikan membaca novel yang sekali lagi membuat saya terpesona dan sangat menikmatinya. Ya, jika dihitung bersih saya hanya memerlukan waktu sehari untuk menamatkan novel tersebut. Novel itu adalah Melbourne yang ditulis oleh Winna Efendi. Bagi teman-teman pencinta novel roman yang ditulis oleh penulis Indonesia, saya rasa tak akan asing dengan nama penulis ini. Saya mengenalnya sebagai penulis yang ramah, pernah menemuinya saat event Indonesia Readers Festival di tahun 2012. Jadi saya pikir, mengapa tidak menyapanya dan menanyai beberapa hal untuk mengenalnya lebih dekat? Dan inilah perbincangan secara tertulis dengan Winna Efendi… ^^

Hai, Winna Efendi…. Apa kabar? Aku baru saja menuntaskan membaca novel ‘Melbourne’ dan suka banget sama ceritanya, juga bagaimana cara kamu merangkai setiap kata. Nah, di kesempatan ini aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan ya untuk lebih dekat lagi mengenal Winna sebagai penulis. Mohon waktunya sebentar, ya… 🙂

Mengapa memilih kota Melbourne sebagai latar utama cerita? Adakah alasan tertentu ataukah kenangan dengan kota itu mungkin?

WinnaEfendi

Aku memilih Melbourne karena tertarik dengan kota tersebut, menurutku seru untuk dieksplorasi. Buatku Melbourne adalah kota yang eclectic, kombinasi antara budaya dan modernitas, seni, olahraga, makanan, kopi.. it’s all very fascinating. Pernah juga baca bahwa Melbourne adalah salah satu most livable cities di dunia. Plus, aku belum pernah menulis dengan setting Melbourne sebelumnya.

Saat menentukan karakter, yaitu Max dan Laura, adakah tokoh di dunia nyata yang kamu jadikan patokan? Misalnya, artis atau mungkin karakter dalam film tertentu?

Nggak ada. Max dan Laura adalah sepenuhnya kreasi fiktif. 🙂

Dalam ‘Melbourne’ ini tiap babnya menggunakan judul lagu dan penggalan lirik lagu sebagai judul babnya, dan seolah menjadi soundtrack untuk tiap bab itu, mengiringi tiap konflik ceritanya. Bisa diceritakan juga pemilihan lagu-lagu di novel ‘Melbourne’ ini? Apakah menulis konfliknya dulu baru cari lagu yang sesuai, atau justru konflik-konflik tersebut terinspirasi dari playlistmu?

Lagu-lagu dalam Melbourne adalah playlist yang identik dengan karakternya Laura, sehingga aku menyesuaikannya dengan isi bab sekaligus musik favorit Laura. Sejak awal aku telah menyusun satu playlist khusus berisi 4 lagu untuk 4 bab (Rewind, Play, Pause, Fast Forward) yang menjadi konsep buku ini – yaitu menyerupai kaset. Total 16 lagu tersebut pada akhirnya direvisi lagi untuk menyesuaikan dengan konflik yang ada di per babnya. Baik lagu maupun konflik saling menginspirasi.

Pada dasarnya, lagu-lagu itu merupakan lagu-lagu favoritku juga, dan buatku menambahkan kesan tersendiri untuk ceritanya, sehingga paling pas kalau lagu-lagu tersebut diputarkan sembari membaca bukunya. 🙂

Biasanya, berapa lama sih waktu yang Winna butuhkan untuk meriset hal-hal pendukung di dalam novel? Misalnya, saat kamu membicarakan jenis-jenis wine di ‘Unforgettable’, juga tentang cahaya di ‘Melbourne’ ini. Bisa diceritakan juga proses risetnya?

Riset singkat biasanya kumulai sebelum menulis, persisnya saat mengembangkan karakter dan menyusun plot. Kemudian, riset berjalan beriringan dengan proses menulis, karena menurutku riset membantu menambah inspirasi saat menulis. Tidak ada rentang waktu khusus untuk riset, jadi mungkin sekitar 6 bulan proses menulis sekaligus editing dan riset.

Risetku biasanya dari buku atau bereksperimen langsung. Khusus untuk wine, aku membaca beberapa ensiklopedi pakar wine, juga mencoba beberapa jenis wine. Untuk cahaya, aku mengikuti beberapa akun Twitter yang khusus membahas cahaya, juga membaca artikel dan blog tentang lighting design. Dari sana, aku mengembangkan jenis-jenis desain cahaya yang tercakup dalam pekerjaan Max, dan jenis desain seperti apa yang cocok untuk digunakan oleh karakter Max.

Sebagai penulis, kamu juga pasti suka baca dong, ya. Bisa dibagikan dong, rak bukumu seperti apa? Bisa disebutkan judul-judul buku yang mengisi rak bukumu, penulis favorit, juga alasanmu menyukainya. ^^

Rak bukuku adalah salah satu pojokan favorit di rumah 🙂 dibagi menjadi beberapa section sesuai genre yang biasa kubaca.. dari young adult, chicklit, general fiction, non-fiksi seperti otobiografi dan buku resep, buku anak-anak, dan psikologi. Buku-buku saling tumpang tindih, karya Jhumpa Lahiri bergesekan dengan Haruki Murakami dan Banana Yoshimoto, Roald Dahl dengan Kate DiCamillo, Sophie Kinsella dengan Alexandra Potter, Sarah Dessen dengan Sara Zarr. Lalu ada buku-buku dystopian macam Divergent series, The Elite, the Hunger Games, dan karya-karya Lauren Oliver. Alasan menyukainya nggak ada yang khusus, mungkin karena lewat buku-buku itulah aku mengalami pengalaman membaca yang tak terlupakan, seperti terbawa ke dunia lain untuk sementara.

Satu hal yang membuatku terpukau dengan novel Melbourne adalah caramu merangkai kata. Tidak menggunakan diksi yang susah, kata-kata yang sederhana saja, tapi memadukannya pas. Ada tips nggak sih untuk menulis narasi biar nggak membosankan, tapi tetap mudah dimengerti juga. Kamu pernah nggak mengalami ‘kejenuhan dengan kata-kata’ misalnya kamu sendiri sudah kebingungan mau menulis apa biar menarik? Bagaimana mengatasinya?

Terima kasih 🙂 satu-satunya tips yang kurekomendasikan adalah banyak membaca, banyak menulis. Membaca membuat kita mengenal berbagai karakter penulis dan gaya menulis yang bermacam-macam, dan belajar dari mereka. Menulis membuat kita berlatih dan terbiasa, sampai kita menemukan gaya menulis dan ciri khas kita sebagai penulis.

Saat sedang ‘jenuh’ dan sulit menulis, biasanya aku break sementara, melakukan hobi yang menimbulkan inspirasi seperti menulis cerpen yang nggak berkaitan dengan proyek kita, menonton film, baca buku, menulis blog.. lalu kembali lagi ke tulisan tersebut. Intinya, jika inspirasi mengalir, maka tulisan biasanya juga akan lebih lancar.

Seberapa sering kamu berinteraksi dengan pembaca? Ada nggak masukan-masukan dari pembaca yang akhirnya terpakai secara konkret di bukumu? Kalau ada, tolong disebutkan contohnya, ya.  🙂

Interaksi dengan pembaca sering sekali, biasanya via email dan Twitter. Masukan-masukan bervariasi, dan setiap kritik saran membantuku berkembang. Input dari mereka membuatku ingin menulis dengan lebih baik lagi.

Terakhir, jika diberi kesempatan untuk nulis duet bareng penulis idolamu, kamu ingin duet bareng siapa tuh? Alasannya kenapa dan kira-kira, ingin menulis cerita seperti apa bareng penulis idola itu? ^^

Lauren Oliver.

Diksinya memukau, plotnya padat, karakternya three-dimensional, narasinya kuat. Setiap kali membaca ceritanya, serasa benar-benar pudar dari kenyataan dan masuk ke dunia yang diciptakannya.

Okay, terima kasih ya Winna atas waktunya menjawab delapan pertanyaanku. Sekarang, aku persilakan kamu menyampaikan sesuatu untuk menutup wawancara ini. Boleh promo, salam-salam buat pembaca, atau apa aja, silakan:

Terima kasih banyak Dini untuk kesempatan interview ini, dan karena telah membaca buku-bukuku.
Terima kasih teman-teman pembaca yang selalu mendukungku dan membaca juga meresensi buku-bukuku, it means a lot to me. 🙂

How to contact Winna Efendi:

Greet her at twitter account: @WinnaEfendi

Blog: www.winna-efendi.blogspot.com

Foto diri Winna Efendi diberikan langsung oleh Winna. ^^

100 thoughts on “Hai Winna!

  1. Saya baru baca Refrain nya kak Winna ^^ Melbourne dan Remember When nya menunggu antrian utk dibaca ..
    Refrain nya bagus, ceritanya sederhana tp mlekat di hati ^^

    Thnks utk kak Dini yg uda ngasih ksempatan utk kenal lebih dekat dgn kak Winna lewat ksempatan ini ^^
    Yeeiyyy 🙂 🙂

  2. Bagaimana cara Kak Winna mengolah diksi? oya kak aku sering dikritik bikin perumpamaan yang gak pas, misal “matanya menuliskan kegundahan,” menurut kakak gaya diksiku fatal gak? terima kasih atas jawabannya. Request Melbourne dari Ristra @REFantika

    • Hai Ristra. Nggak ada formula khusus bagiku untuk mengolah diksi, tapi salah satu cara termanjur adalah banyak membaca dan berlatih menulis. Dari sana kita akan mudah membedakan kalau ada diksi yang terasa off atau janggal, dan lama-kelamaan akan terbiasa dan lebih luwes.

      Untuk perumpamaanmu misal ‘matanya menuliskan kegundahan’, menurutku yang perlu diperhatikan adalah kata sifat, kerja dan benda yang digunakan. Misal, mata tidak dapat menulis, sehingga perumpamaan tersebut tidak bisa digunakan. Tapi, mata menyorotkan kegundahan masih bisa. Kita dapat memakai kata kerja lain, misal memancarkan 🙂

      Good luck!

  3. Hai Winna, mau tanya dong….
    1. Ibarat seorang designer atau arsitek yg memiliki garis rancang khusus sebagai identitasnya, dalam hal penulisan novel, apa “garis rancang” Winna Efendi yang membuat karya-karya Anda terasa “Winna banget” dan pembaca mengenali karya Anda?
    2. Anda mengatakan pada Dini jika karakter Max dan Laura sepenuhnya fiktif. Bagaimana cara Anda mengembangkan karakter sehingga membuat tokoh-tokoh fiktif Anda hidup layaknya manusia yang benar-benar ada?
    3. Siapakah penulis yang menginspirasi Anda dan sedikit banyak gaya penulisannya memengaruhi gaya penulisan Anda?
    Aku request novel Melbourne ya, aku ingin tahu tentang jenis-jenis desain cahaya dan jalan-jalan di Melbourne 🙂

    Dari: Ratri – @ratweezia

    • Halo Ratri,

      untuk menjawab pertanyaanmu:

      1. Nggak ada garis rancang khusus sebenarnya 🙂 awalnya juga nggak terbiasa dan sulit menemukan ciri khas, tapi seiring dengan bertambahnya jam kerja sebagai penulis, latihan dan pengalaman jatuh bangun semasa naskah ditolak, diterima, dikritik, dipuji dan lain-lain, menurutku setiap penulis akan menemukan ‘jati dirinya’ sendiri. Nggak ada waktu khusus maupun rencana khusus, yang paling penting adalah banyak mengeksplorasi gaya tulis sendiri dan juga orang lain sebagai referensi. Banyak yang bilang ciri khasku dari tema cinta dan persahabatan, ada juga dari pilihan diksi, atau narasi. Tapi jujur sampai sekarang aku pun masih belum bisa mendeskripsikannya.. Dapat dirasakan, tapi nggak bisa kujelaskan dengan kata-kata.

      2. Biasanya aku menggunakan panduan tes kepribadian, atau jika sudah punya layout karakter khusus seperti kasus Max-Laura, aku tinggal menambahkan quirks khusus alias hal-hal kecil yang unik mengenai karakter. Misal, Laura suka makanan manis, vegetarian, suka kucing dan warna ungu. Juga menambahkan hal + dan – untuk karakter hingga terasa hidup alias three dimensional.

      3. Aku suka gaya tulisan Sarah Dessen – she’s the one that inspires me to be a writer. Juga suka gaya menulis Lauren Oliver.

  4. Hi kak Winna, mau tanya beberapa pertanyaan ya 🙂

    1. Dari semua novel yang kakak tulis novel apa apa yang paling berkesan atau menjadi favorit dan kenapa?

    2. Dalam membuat suatu novel, apakah pernah terispirasi oleh kehidupan sendiri dan adakah salah satu tokoh dari novel-novel anda yang kepribadiannya mirip dengan diri sendiri?

    3. Novel Refrain sendirikan sudah difilimkan. Nah jika novel Melbourne difilmkan, siapa aktor dan aktris yang akan Anda pilih atau menurut kakak cocok untuk bermain sebagai peran utama?

    Aku request novel Melbourne, karena memang belum baca seri novel STPC yang Melbourne 🙂

    Dari: Intan Ratnasari @_tantintun

    • Hai Intan!

      1. Nggak ada favorit, semua suka dan berkesan masing-masing 😀
      2. Terinspirasi oleh pengalaman hidup sendiri tentu pernah, tapi nggak lantas jiplak persis, tapi dikembangkan lagi menjadi ide penuh. Tokoh yang mirip aku rasanya Laura dan Abigail, juga sedikit Freya dan Sei.
      3. Walaupun usianya terpaut cukup banyak dari umur karakter di novel, aku selalu membayangkan Dian Sastro dan Nicholas Saputra sebagai Laura dan Max. I just love them as actors.

      😀 terima kasih pertanyaannya.

  5. Pertama aku mau ngucapin salam kenal buat kak Dinoy dan Kak Winna ^o^
    Langsung saja ke pertanyaannya, aku ada 3 pertanyaan untuk Kak Winna, yaitu :
    1.Ketika menentukan judul dari novel yang kakak tulis, biasanya kakak telah menentukan di awal sebelum penulisan atau menentukan diakhir setelah penulisan?

    2.Dalam menulis sebuah cerita, kakak pernah atau tidak mengalami kesulitan ketika akan menentukan ending dari cerita tersebut? Jika pernah, mengapa?

    3. Dari Novel-Novel yang telah kakak tulis, menurut kakak novel mana yang proses penulisannya paling sulit atau paling mendapat banyak kendala dan hambatan serta paling lama proses pembuatannya? Dan mengapa?

    Mungkin itu saja pertanyaan dari aku untuk Kak Winna, semoga kakak berkenan untuk menjawabnya yah.
    Dan semoga aku menjadi salah satu yang beruntung untuk mendapatkan hadiah tersebut.

    Untuk hadiahnya, aku request atau memilih Novel yang berjudul Melbourne, aku sangat tertarik untuk membaca novel tersebut, apalagi setelah membaca sedikit kilasan-kilasan singkat tentang isi cerita novel tersebut dari hasil interview Kak Dinoy dengan Kak Winna pada artikel di atas.

    Untuk Kak Dinoy, terima kasih telah menyajikan hasil interview dengan Kak Winna ini dan terima kasih telah mengadakan giveaway dari dua novel Kak Winna, sukses terus yah kak.

    Untuk Kak Winna, terima kasih karena telah menjadi seorang penulis Indonesia yang sangat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk bisa berkarya, terima kasih telah menghasilkan karya-karya yang luar biasa dan benar-benar menjadi asupan gizi yang sangat lezat bagi masyarakat Indonesia umumnya, dan bagi para readers atau pencinta buku dan novel khususnya.

    Sekian dari aku yah kakak-kakak, terima kasih..

    Nama : Yuliza Perucha
    Twitter : @gaemgyu_cha

    • Hai Yuliza,

      1. Biasanya di awal, tapi di akhir nanti akan ada screening alternatif judul yang dirasa cocok.
      2. Jarang banget, karena pada dasarnya aku tipe penulis yang selalu mulai dari ending 🙂 jadi udah tahu endingnya duluan, baru mulai mengais-ngais kisah awal dan tengahnya, baru ditulis. Kalau belum tahu endingnya, biasanya aku nggak akan memulai proses menulis.
      3. Paling lama menulis Unforgettable, karena saat mulai aku belum siap dari segi riset maupun cerita. 3-4 tahun kemudian barulah aku merasa lebih siap dan dapat menuliskan kembali naskahnya, bahkan merombaknya 100% dari segi gaya bahasa sampai nama dan isi cerita. Mengenali wine buatku sangat sulit, terutama dalam mendalami rasa dan berusaha mendeskripsikannya. Dari segi cerita pun, karena ini novel dewasaku yang pertama dan punya cara bercerita yang berbeda, menjadi eksplorasi tersendiri yang buatku cukup berkesan dan butuh waktu lama.

      Terima kasih banyak ya 😀

  6. Hai ka Winna, izin mengajukan pertanyaan ya.. 🙂
    Dari novel karya kakak yang sudah saya baca selalu berkaitan dengan cinta dan persahabatan. Kenapa kakak mengaitkan hal tersebut dalam novel yang kakak tulis?
    Terima kasih
    Requestnya novel Melbourne.

    Dari: Titin Komalasari @titinkomalasari

    • Halo Titin, sebenarnya nggak disengaja dan nggak semua bertema demikian. Tapi, tema cinta dan persahabatan adalah sesuatu yang bermakna dan menurutku menarik untuk dieksplorasi, sehingga aku berusaha melakukannya dalam berbagai cara, lewat karakter dan cerita yang berbeda.

  7. Hai Kak, aku ingin menanyakan 3 pertanyaan:
    1. Apakah kak Winna ada keinginan atau berencana ataupun tertantang untuk menulis novel bergenre fantasy? Karena kebetulan kakak juga suka Divergent series & The Hunger Games.
    P.S ~ aku juga suka series itu hehe

    2. Ketika pertama kali membuat naskah dan ingin mengirimkannya ke penerbit, apakah sempat ada kendala seperti penolakkan naskah? Apa ada tips khusus dari kakak untuk para penulis muda dan belum pernah mengirimkan naskah sebelumnya, dlm menghadapi kondisi tsb?

    3. Kalau boleh tahu, bakat menulis kakak itu dari siapa? Dan, sudah start menulis serius itu sejak kapan?

    Terimakasih kak.
    Saya request Melbourne karena sejak awal sudah tertarik dan kebetulan memang belum sempat baca 🙂

    Dari: Jihan Sausan Salsabila – @jihansalsabs_

    • Hai Jihan, interesting questions.

      1. Yup. Let’s see 🙂
      2. Tentu. Penolakannya banyak banget malah. Tips khususnya: banyak merevisi naskah tersebut hingga layak terbit, dari segi riset (mantapkan), karakter (kembangkan), cerita (perdalam), tata bahasa (perbaiki), dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk mengedit dan merombaknya. Yang terpenting, jangan menyerah.
      3. Buatku bukan seluruhnya bakat, tapi komitmen, disiplin, dan kerja keras, juga passion yang membuatku terus menulis. Aktif menulis sejak 2007.

  8. hai ka wiiin. Aku salah satu fans kaka lohh 🙂
    Aku mau nanya 3 pertanyaan nih..
    1. Berapa lama sih waktu utk kita ‘break’ kalau kita lg jenuh buat cerita?

    2. Dari kecil, aku suka buat cerita novel gitu. Biasanya aku tulis di buku/ketik di laptop. Banyaak bgt judul, tapi ceritanya ga pernah ada yg selesai. Kesulitan aku adalah aku cenderung plin plan sama cerita aku, konfliknya kurang menantang, trs cpet jenuh. Bagaimana mengatasi ini? Aku mau bgt selesain satu ceritaaa aja.

    3. Apa saja trik dan tips membuat tulisan kita menarik sehingga pembaca tau ciri khas tulisan kita ?

    Aku mau request novel Melbourne. Soalnya aku mau lihat gmn kaka menggambarkan Melbourne dgn cerita novel itu sendiri.

    thank u,
    Syeba Jubilee Victoria – @syeba19

    • Hai Syeba, terima kasih ya..

      1. Nggak tentu, tergantung penulis dan kondisi naskah. Kalau bisa jangan lama-lama mendinginkan naskah, agar nggak lupa dan akhirnya terabaikan.
      2. Coba bikin kerangka plot dulu, yaitu eksplorasi cerita dan pembagian babnya. Kalau boleh saran, cobalah baca Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu. Di sana kutuliskan contoh kerangka plot juga tips membuatnya dari awal sampai akhir, juga cara membuat konflik menarik.
      3. Banyak membaca, banyak berlatih, banyak menerima feedback dari teman. Dengan mengenali berbagai ciri khas penulis lain dan berlatih menulis, lama-kelamaan ciri khas kita akan terasah.

  9. Hai Winna, mau nanya,
    – Untuk pembuatan novel Melbourne apa Winna riset langsung ke Melbourne?
    – Lalu gimana cara menyusun sebuah novel dengan setting luar negeri, seandainya kita belum pernah kesana ataupun tanpa perlu kesana?menurut versi Winna ya hihi..

    Btw, aku mau request novel Melbourne, karena belum pernah baca novel dengan setting Melbourne sebelumnya dan aku penasaran sama gaya penulisan Winna, jujur aku belum pernah baca dan tau novel Winna waktu browsing di goodreads 😀

    regards,
    Fida @_ilovesunnyday_

    • Halo Fida,

      – saat menulis Melbourne aku menggunakan pengalamanku tinggal di Brisbane sebagai basisnya. Aku belum pernah ke Melbourne, though I’d love to someday 🙂

      – banyak riset! baca blog orang lokal, travel blog/sites, website embassy, buku travel, restaurant guide, liat foto/film/buku bersetting tempat itu..

      Good luck!

  10. Hai Kak Winna dan Kak Dini salam kenal 🙂 Widya mau tanya sama kak Winna:

    1. Darimana kak Winna mendapatkan ide-ide tulisan yang menarik?

    2. Berapa banyak buku yang kak Winna baca selama seminggu dan kapan waktunya? (karena pasti sibuk ya kak… 😀 )

    3. Adakah rencana menulis novel dalam bahasa asing misalnya bahasa Inggris? Kapan itu? Atau mungkin pernah ada penerbit luar negeri yang mau menerjemahkan novel kakak? Menyenangkan jika karya kakak bisa sampai dikenal di banyak negera.

    Kak Win, Widya request ‘Refrain’ karena sudah difilmkan dan penasaran kisah didalamnya serta ingin belajar dari kak Winna via novel tersebut.

    Terima kasih, dari Widya @widyaneva2 🙂

    • Hai Widya.

      1. Dari mana aja 🙂 my ideas come from the strangest places. saat dengerin musik, melewati tempat tertentu, atau diam-diam pun sering ada ide melintas. Yang penting pertajam indera kita, dan terbuka pada ide apa saja.

      2. Tergantung waktu, biasanya satu kalau weekend ada waktu senggang.

      3. Sudah ada 1 naskah berbahasa Inggris, yang merupakan novel keduaku, tapi nggak pernah diterbitkan 🙂 am trying to finish my other one for months now.

      Terima kasih ya Widya 🙂

  11. hai kak winna aku salah satu pengoleksi novel kakak 🙂
    aku mau nanya nih
    1. nulis novel refrain itu termotivasi dari pengalaman pribadi /pengalaman temen/ hanya fiktif?
    2. novel yang membutuhkan waktu paling lama novel apa kak?
    3. kenapa novel refrain di tulis?

    maaf ya kak pertanyaannya agak ngelantur? 😀

    aku mau request novel melbourne aja soalnya aku belum dapet melbourne gara-gara balik ke pondok, makasih kak 🙂

    Lailatul Istibsaroh – @laila_istib

    • Halo Laila..

      1. Fiktif kok, tapi terinspirasi kisah-kisah semasa SMA.

      2. Unforgettable. Jawabannya sudah ada di atas ya, maaf nggak kuulang lagi 🙂

      3. Karena aku ingin mengeksplorasi tema sahabat saling suka, dengan cara yang berbeda dari Ai.

  12. Hi, Winna..
    Senang sekali diberikan kesempatan sama Dinoy bisa bertanya langsung sama Winna. YEAY!!

    Pertanyaanku adalah setelah sukses melahirkan beberapa novel dan pastinya bangga karena salah satu novelnya berhasil difilmkan.
    1. Adakah pencapaiannya yang ingin diraih sebagai penulis sampai saat ini yang belum dicapai?
    2. Benda/makanan/minuman yang wajib menemani saat menulis novel?
    3. Adakah karakter/penokohan yang belum kesampaian dituangkan kedalam novel?

    Novel request : Melbourne

    Terimakasih
    Rista Afriyanti / @RistAfriyanti12

    • Halo Rista!

      1. Umm. Menerbitkan novel bahasa Inggris, novel-novel yang sudah ada diadaptasikan ke luar negeri, dan dapat penghargaan menulis. Satu lagi: menulis seumur hidup. Hahahaha. Muluk, ya? But I will try my best 🙂

      2. Segelas air putih. Headphone. Musik.

      3. Karakter yang motivasinya sulit ditebak, kayak di buku-buku misteri gitu. Lalu, karakter antagonis yang jadi tokoh utama. Susah banget, tapi suatu hari nanti ingin kucoba.

      Fascinating questions, terima kasih yaa..

  13. aku @anha_0306 mau nanya dong. waktu kaka menjadi pemula nulis novel, ada kesulitan tersendiri gak? gimana cara ngatasinnya? apa pesan kaka buat orang orang yang terinspirasi dari kaka untuk menjadi penulis yang hebat seperti kaka? contohnya aku nih yang terinspirasi seperti kaka. pengen jadi penulis buku yang hebat. hehe aku reques novel melbourne, karena belom punya novel mebourne. hehe

    • Hai Fitriana, biasanya kesulitan dari segi riset terhambat (lalu aku berusaha mencari narasumber lain atau riset lebih jauh, beli buku, banyak baca dst), atau ide mandek (refreshing bentar, terus lanjut lagi menulis diiringi brainstorming).

      Pesanku, agar jangan pernah menyerah dan give it your all 🙂 karena menulis membutuhkan dedikasi sama seperti ia membutuhkan imajinasi.

      Good luck ya, semangat!

  14. hai kak Winna..
    aku mau tanya:
    1. adakah tempat khusus untuk kakak melakukan ‘ritual’ menulis?
    2. pernah gak sih,kakak mandek di tengah jalan saat lagi nulis karena kehilangan ‘feel’ cerita dan apa solusinya? *aku lagi belajar nulis nih kak,dan aku sedang mengalami ini =.=*
    3. pernah gak kakak dapat kritikan pedas dari pembaca?

    aku request novel Melbourne

    • Halo Anna,

      1. Nggak ada, biasanya di meja kerja atau tempat tidur atau saat break ngantor. Di mana aja bisa 😀
      2. Sering. Biasanya aku stop dulu, refreshing bentar, lakukan hal yang disukai, terus mulai riset ulang, revisi atau rombak total, kembangin karakter, brainstorming, semua yang bisa kulakukan agar semangat kembali lagi, agar ide mengalir lancar lagi dan feelnya kembali. Good luck ya!
      3. Sering 😀 haha. Buatku, nggak semua orang akan menyukai karya kita. Kritik saran maupun pujian akan membantu membangun tulisan kita, dan setiap orang pasti punya pendapat maupun selera masing-masing, so it’s okay.

  15. Hi Ka Winna 😀
    aku mau nanya nih, kenapa kakak memutuskan untuk jadi penulis?
    terus darimana aja ide-ide menulis kaka yang selalu segar dan menarik untuk diikuti?
    terakhir ada tips ga ka untuk orang2 yang baru mau start jadi penulis supaya ga gampang patah semangat kalo idenya buntu?
    gitu aja ka, makasih buat ka dinoy yang udah ngasih kesempatan buat nanya langsung ke ka winna ^^
    oya requestnya:melbourne

    thanks 🙂
    Tan Evelyn Tanujayanti / @evelyne_tan

    • Hai Evelyn,

      1. Karena menulis adalah passion terbesarku.
      2. Dari mana aja 🙂 my ideas come from the strangest places. saat dengerin musik, melewati tempat tertentu, atau diam-diam pun sering ada ide melintas. Yang penting pertajam indera kita, dan terbuka pada ide apa saja.
      3. Kalau ide buntu, bisa brainstorming dan rombak cerita, apa pun agar ide terus mengalir. juga lanjutkan proses riset, biasanya dari sana muncul banyak ide baru. Pesanku, agar jangan pernah menyerah dan give it your all 🙂 karena menulis membutuhkan dedikasi sama seperti ia membutuhkan imajinasi.

  16. Hai kak Winna Efendi!
    Ada bebeapa pertanyaan dari aku.. Mohon jawabnya ya…
    1. Pesan apa yang ingin kakak sampaikan dalam novel terbaru kakak? Melbourne!
    2. Menurut kakak, konflik yang tepat/ menarik itu seperti apa? Dan cara agar tidak bertentangan dengan konflik lainya.
    3. Semudah apa kakak membuat novel? Lalu, mood yang paling berpengaruh dalam pembuatan novel kakak?

    Aku mau request novel Melbourne.
    Avifah Haibatu Zahra / @ZahraAvifah

    • Halo Avifah,

      1. Bahwa nothing is ever too late, dan kejarlah hal terpenting dalam hidupmu 🙂 juga, segala sesuatu akan indah pada waktunya.
      2. Konflik menarik buatku nggak perlu dramatis, tapi realistis dan tidak klise. Karakter-karakternya juga merespon secara realistis, sesuai penokohan dan sifat mereka. Resolusinya jelas, alur konflik tidak bertele-tele atau tak masuk akal, dan dalam porsi yang pas. Konfliknya juga sesuai isi dan tema cerita, jadi nggak melenceng.

      Agar tidak bertentangan, coba dibaca ulang saat self editing. Biasanya konflik yang overlap atau berlebihan atau kurang akan terasa saat kita merevisi. Beri waktu sebulan setelah selesai menulis, lalu coba baca ulang. Jika ada yang bertentangan, eliminasi satu atau lebih konflik yang terasa tidak perlu, atau revisi sedemikian rupa supaya konfliknya tidak tumpang-tindih. Hope that helps ya.

      3. Nggak mudah sama-sekali deng 😀 ahaha. Yang penting, kita merasa senang saat menulis.
      Mood akan naik turun sesuai proses penulisan dan isi cerita. Kalau adegan sedih, bisa ikut sedih, kalau konflik, ikut seru sendiri :p

  17. Halo kak Winna 🙂
    Aku mau tanya dong:
    1. Kalau menulis cerita, entah novel cerpen atau apapun, kak Winna lebih suka ending yang bagaimana? Happy ending, sad ending atau yang bagaimana?
    2. Bagaimana cara kak Winna menentukan karakter tokoh dalam cerita-cerita kakak? Dari awal mulai cerita tersebut atau seiring waktu dalam menulis?
    3. Biasanya berapa lama waktu kakak untuk menyelesaikan satu novel?

    Terimakasih 🙂
    Ila Aulia Rahmah
    @ilaciouss

    • O iya kak, buku yang aku mau REFRAIN karena ingin punya REFRAIN yang ada tanda tangan kak Winna 🙂

    • Hai Ila,

      1. Aku prefer ending yang realistis. Tergantung karakter, konflik dan isi cerita.
      2. Dari awal sudah ada sketsa karakter kasar, tapi seiring menulis biasa akan muncul hal-hal yang membuat karakter berkembang atau bahkan berubah. It often surprises me 🙂
      3. Tiga sampai enam bulan, tergantung waktu dan faktor lain.

  18. Hallo Kak Winna, salam kenal dari aku 🙂
    Halo Kak Dini, aku ikutan quiz kakak lg yaa 😉
    Ini beberapa pertanyaan dari aku:
    1. Gimana sih kak cara kakak membuat sebuah cerita novel yang sudah sering terjadi (baik itu dlm cerita novel2 lain ataupun dikehidupan sehari2) menjadi cerita yg menarik dan terkesan istimewa bagi pembaca? Terkusus yg mengambil tema romance

    2. Di novel Melbourne, ada tidak bagian atau bab yang kakak favoritin bgt? Entah krn dibagian itu ada terselip cerita pribadi, penuturan sang tokoh yg manis atau apapun deh hehe 😀
    kalau ada ceritaiin sedikit dong kak bagian apa dan kenapa 🙂

    3. Kalau suatu saat kakak ditawari untuk kembali menulis serial STPC, bagian dari negara mana yg ingin kakak ambil sbg latar cerita serta judul novelnya nanti? Lalu, kenapa memilih tempat itu?

    Emmh, aku pilih novel Melbourne, alasannya karena setelah baca review novel Melbourne ini di blog kak Dini buat aku penasaran pingin baca, penasaran dgn tema ‘rewind’ dinovel ini, gimana sebuah cerita yg pernah terjadi kembali terulang (?). Aku juga sebelumnya blm pernah baca serial STPC yg lain 😦 oya, aku suka bgt sama warna covernya, kuning, aku suka warna kuning hihi 😀

    Oke, itu dia 3 pertanyaan dari aku buat kak Winna serta request-an novel nya 😀 semoga kak Winna berkenan menjawab semuanya.
    Terima kasih..
    Dari Rulia @Lia_nded19

    • Halo Rulia, salam kenal juga!

      1. Aku seringkali mencoba daur ulang ide, supaya ide yang klise bisa menjadi sesuatu yang istimewa. Pada dasarnya, artinya kita tidak menjiplak, tapi menambahkan ciri khas maupun keunikan/twist sendiri pada cerita sehingga membuatnya orisinil dan ‘kita banget’. Misal, tema sahabat jadi saling sayang, meskipun biasa, kita bisa tambahkan sesuatu yang berbeda, misalnya dari segi plot twist (contoh: salah satu menghilang dan sang sahabat mencarinya, atau kedua sahabat ternyata perempuan). Anything can happen, jadi kita tidak hanya terbatas pada satu ide biasa 🙂

      2. Favoritku adalah adegan di St. Kilda, adegan hujan, dan endingnya 🙂 cerita pribadi nggak ada hehehe.

      3. Wah, pertanyaan yang seru banget. Apa ya? Aku ingin menulis tentang Vienna, soalnya historis dan kultural banget. Atau, pengen bikin ttg Maldives. Penasaran ama hidup di tempat yang dikelilingi laut.

  19. pertanyaan ku ke kak winna:
    1. dari semua karakter yang pernah kakak tulis, siapa yang paling kakak suka dan kenapa ?
    2. apa yang membuat kakak terinspirasi membuat novel yang berbau persahabatan berubah jadi cinta kak ? apakhah kakak melihat kehidupan nyata atau hanya melihat hayalan kakak ?

    saya request nya melbourne kak. karena aku dari semua novel kakak, yang belum aku temuin di toko buku itu melborne. dan aku sangat penasaran sejak dengan soundcloud dan search tentang novel kakak yang melbourne

  20. pertanyaan ku ke kak winna:
    1. dari semua karakter yang pernah kakak tulis, siapa yang paling kakak suka dan kenapa ?
    2. apa yang membuat kakak terinspirasi membuat novel yang berbau persahabatan berubah jadi cinta kak ? apakhah kakak melihat kehidupan nyata atau hanya melihat hayalan kakak ?

    saya rona ( @ronaaansh ). saya request nya melbourne kak. karena aku dari semua novel kakak, yang belum aku temuin di toko buku itu melborne. dan aku sangat penasaran sejak dengan soundcloud dan search tentang novel kakak yang melbourne

    • Hai Rona.

      1. Semua suka, tapi kalau harus milih favorit, maka Sei, Max-Laura, Nata dan Abigail adalah jawabannya.
      2. Sebenarnya nggak disengaja. Tapi, tema cinta dan persahabatan adalah sesuatu yang bermakna dan menurutku menarik untuk dieksplorasi, sehingga aku berusaha melakukannya dalam berbagai cara, lewat karakter dan cerita yang berbeda.

  21. Halo Winna, mau nanya yaa..

    1) Pernah punya pengalaman menarik apa saat berhubungan dengan editor? Mungkin dibikin mewek atau pusing tujuh keliling?

    2) Bagaimana sikapmu menyikapi para pembaca yang tidak menyukai karyamu dan memberi kritik pedas terhadapmu?

    3) Seringkali penulis terjebak dengan karakter ciptaannya, sehingga ada kemiripan antara karakter yang satu dengan yang lain. Bagaimana cara kamu mensiasati hal tersebut?

    Aku request Melbourne karna aku penasaran dengan lagu-lagu yang dijadikan soundtrack dalam novel ini. Hahaha.

    Terima kasih Winna dan Ka Dinoy untuk kesempatannya. :3

    Dari cizu (@cizuchan)

    • Hai Cizu,

      1. Nothing but good things. Teman-teman di Gagas Media sangat ramah, terbuka dan apa adanya. Kalau jelek, dibilang jelek. Toh untuk kebaikan para penulisnya juga :))

      2. I thank them. Buatku, nggak semua orang akan menyukai karya kita. Kritik saran maupun pujian akan membantu membangun tulisan kita, dan setiap orang pasti punya pendapat maupun selera masing-masing, so it’s okay.

      3. Bikin sketsa karakter dan menghindari stereotyping karakter. Walaupun misalnya dua karakterku sama-sama introvert, masing-masing sebisa mungkin kuusahakan punya sisi yang berbeda, dengan penambahan traits unik, kebiasaan tertentu, cara bicara tertentu, dll.

  22. Hai kak Winna..
    Kmren aku liat nama kakak dicover majalah story dan langsung beli.. eh ternyata ada interview tntang kakak.. aq seneng bgt! Bener-bener jadi inspirasi dan motivasi utk nulis.. apalgi wktu kakak bilang naskak kk itu udh sering bgt ditolak tapi kk ttep sabar dan merevisinya. Dari situ aq belajar klo utk jdi pnulis luar biasa itu ga gampang dan butuh usaha,perjuangan dan mental yg kuat..
    Oke pertanyaan aku’
    1. Apa sih yg memotivasi kk utk selalu tetap menulis?
    2. Film ‘refrain’ kan pemainnya afgan dan maudy. Apakah kk turut menentukan pemain di film itu?
    3. Selain penulis novel, ada gak cita-cita lainnya kayak jdi sutradara atau penulis skenario?

    Klo boleh aq mau novel ‘Refrain’..
    Ada 1 hal yg paling buat aku pengen novel itu,yaitu quotesnya “Tidak ada persahabatan yg sempurna didunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin mempertahankannya” ..
    Itu quotes prshabatan yg plg aku suka dan kta” itu beneran ngena di hati. Karna aq jga pnya sahabat dan udh mlai renggang. Krna quotes itu aq jdi sadar, klo bukan aq yg mempertahankan siapa lagi?
    Aq nunggu2 bgt DVDnya krna blum liat di bioskop dan pasti bakalan lebihhhh seneng klo bsa dpet novelnya.

    Makasi kak Dinni yg udh kasih kesempatan dan
    Kak Winna utk jawabannya!!

    Nama :Irna Ametha
    Twitter : @irnaametha

    • Dear Irna,

      Terima kasih 🙂

      1. Passion, rasanya – susah kujelaskan hehe. Kalau nggak nulis rasanya ada yang hilang, dan setiap lama nggak nulis pasti kangen 🙂
      2. Tidak. Semua aspek film adalah keputusan Production House, dan aku tidak terlibat sama sekali.
      3. Lagi belajar nulis skenario, tapi sejauh ini menjadi penulis novel sudah dream comes true banget jadi belum kepikiran untuk di luar itu.

      DVD Refrain kabarnya udah terbit lho 😀

  23. Suka banget interview 😀
    Makin penasaran sama buku Melbourne. <333
    1) Kenapa memilih judul Melbourne? Bisa aja kan judulnya Max, Laura atau Love story or anything… hehe
    2) Pernah memimpikan tokoh yang di ada di buku, Kakak?
    3) Menurut Kak Winna, Kak Winna paling punya "kelebihan" itu di bagian apa dalam cerita? plot? karakter? alur? konflik?
    Requestnya Novel Melbourne. xD

    dari Azzah Hanifah (@azhanifa)

    • Hai Azzah,

      1. Judul berupa nama kota adalah bagian dari keseragaman STPC dari proyek Gagas Media, seperti yang lain: Paris, London, Tokyo, jadi judulnya Melbourne sesuai setting novelnya. Judul asli novel itu adalah Melbourne: Rewind. Rewind identik dengan play back – kembali ke masa lalu, juga dengan walkman-nya Laura yang menjadi salah satu benda sentral dalam novelnya.

      2. Hehe kayaknya pernah deh sekali, tapi karena udah lama aku nggak terlalu ingat lagi..

      3. Jujur, rasanya sulit bagiku menjelaskan kelebihan sebagai penulis. Begitu juga setiap bukuku, masing-masing punya sisi positif maupun negatif yang berbeda-beda, jadi nggak semuanya punya kelebihan maupun kekurangan yang sama. Buatku pribadi, aku berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap proyek, dan naskah nggak akan ‘kulepas’ kalau belum benar-benar melewati editing pribadi secara ketat 🙂

  24. Hai kak Wina dan kak Dini ,salam kenal ya 🙂
    Aku novel lovers dr Bali,aku juga punya cita-cita pingin jadi penulis terkenal dan pingin liat hasil karyaku trpajang di toko-toko buku o:)
    Aku pikir bikin novel itu gampang,kebetulan setelah baca beberapa novel aku nyoba bikin novel sendiri, tapi disaat udah dihadepin sama kertas dan pulpen ,aku bingung apa yang harus aku tulis?kayaknya ngerangkai kata” untuk 1 lembar aja susah ,apalagi untuk puluhan bahkan ratusan lembar..
    Makanya aku salut sama penulis yang sudah bisa nyelesaiin novel mereka (y) sekalipun novel yang mereka kirim ke beberapa penerbit di tolak itu lebih baik dr pada org yg gak bisa bikin novel sama sekali..
    Menurutku bikin novel aja sulit tapi bikin novel yang digemari org” banyak sampai” di filmkan sprti karya kak Wina yaitu Refrain sangat-sangat sulit ,
    Jujur,aku baru pernah baca novel kak wina yg Refrain itu pun yg covernya sudah dirubah. Aku pingin banget nnton film refrain 😦 tp karena udh gaada di bioskop aku masih berusaha nyari film nya di toko dvd,meskipun gak dapet. sampe akhirnya aku denger kabar kalo DVD film refrain udh muncul aku rencananya ntar mau nyoba nyri lagi di toko DVD ^^v
    Bagiku novel kak wina bagus banget 🙂 apa lagi pas aku baca review” novel kk yg lain di internet (y) kakak itu penulis favoritku 🙂 karena kk penulis terkenal yg paling ramah bagiku,buktinya kakak mau nge bales mention” dr fans kakak 🙂
    Beberapa minggu lalu aku udh ngunjungin 4 toko buku dan 2 tempat peminjaman novel di daerahku ,aku penasaran banget sama novel kakak yg “Remember When” aku pingin skali baca itu,tapi novel itu udh abis dan gak ada di tempat yang aku cri 😦 .
    Aku akhirnya iseng aja nge check TL Twitternya kak Wina,eeh trnyata Remember When bakal di film’n ^^ semoga film nya bisa aku tonton 🙂
    Meskipun aku lebih pingin baca novelnya :”)
    Aku mau minta maaf ke kakak,karena aku bnyk curhat disini ,karena cuma disini aku bisa nuangin isi hati aku tentang dunia novel ke seorang penulis terkenal seperti kak Wina 🙂 kalau mention di twitter mungkin gabisa sepanjang ini ,jadi aku seneng banget bisa curhat ke kakak 🙂 semoga kakak baca ya :”)
    Sebenernya aku pingin nanya banyak banget hal seputar dunia novel/penulis dan seputar kk sendiri,tapi lain kali pasti ada waktu buat nnya lagi 😀 jadi skrg aku cma mau ngsi 4 prtanyaan (meskipun panjang-panjang hehee) ,mohon di jawab ya kak 🙂
    1.Sejak kapan kk suka nulis novel?apa jadi penulis itu cita-cita kakak dr kecil?ada motivasi tersendiri nggak dibalik hobbi nulis kakak? kenapa kk bisa kepikiran nulis novel??
    2.Kalau suatu saat ada orang yang minta pendapat kakak tentang dunia tulis menulis dimana dia bisa ngehubungin kakak?misalnya minta pendapat,nanya” dll.. apa kk mau nolongin?
    3. Saat kakak bikin novel ,apa aja kebiasaan yg bagi kakak “harus” kk lakuin karena kebiasaan itu berpengaruh sama mood nulis novel / yg lainnya? contohnya kalo bikin novel kk harus denger musik,harus pake baju apa,jam brp,inspirasi kebanyakan dari mana dll…
    4.a.kakak paling puas sama novel kakak yang mana? kenapa??
    b.kakak agak sedikit kecewa sama novel yg mana? kenapa?
    c.menurut kakak menulis novel itu sulit/mudah?siapa yg ngajarin kk sistematika bikin novel? atau peengaturan kata” dll??
    Mohon dijawab dengan sepenuh hati ^^ & maaf kalo pertanyaannya panjang” 😀 soalnya aku emg pingin nnya itu semua 🙂
    Love you kak Wina 🙂
    Terimakasih o:)
    Dari Tya Ardikabawa
    Twitter : @tyaardika_
    Permintaan : kalo boleh novel Remember When 😀
    kalo engga Melbourne
    #HaiWinna

    • Halo Tya, salam untuk Bali 🙂 terima kasih sudah baca Refrain. Sekedar info, untuk novel-novelku yang lain bisa didapatkan juga via http://www.bukabuku.com, setahuku di sana masih cukup lengkap.

      1. Seingatku, sejak kecil aku sudah suka menulis. Kalau teman-teman bertukar kado, hadiahku selalu berupa tulisan yang kubuat sendiri. Tapi, benar-benar aktif menulis sejak 2007, mendapat dorongan dari buku 1000 things to do before you die, salah satunya aku ingin karyaku diterbitkan. Di sana ikut komunitas Kemudian.com, sharing cerpen, menerima kritik dan saran, lalu lama-lama menulis cerita bersambung yang akhirnya membentuk dasar novel Kenangan Abu-Abu alias Remember When. Writing is my passion, jadi aku dengan senang hati melakukannya.

      2. Untuk tips menulis lengkap dibahas di buku Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu, yang sudah beredar di toko buku. Tapi di luar itu, bisa menghubungiku di winna.efendi@gmail.com.

      3. Nggak ada kebiasaan khusus. Pada dasarnya, tentukan jadwal menulis, stick to it, and just do it 🙂

      4. Writing is hard, and it requires us to do our best. Jadi buatku, dalam setiap proyek aku akan berusaha sebaik mungkin, so no regrets tentang novel-novel yang sudah terbit, nggak ada yang buatku memuaskan untuk beberapa judul atau mengecewakan untuk yang lain 🙂 tapi itu pendapatku pribadi sebagai penulisnya, untuk pembaca, pasti punya versi memuaskan/mengecewakan tersendiri, and I respect that.

      Untuk belajar menulis, aku belajar lewat berlatih, lewat kritik saran pembaca dan teman-teman, juga lewat pengalaman selama ditolak, diterbitkan, dan lain-lain.

  25. Hallo Kak Winna dan kak Dini, salam kenal dari aku yaa 🙂

    Ini pertanyaan dari aku kak:
    1. pernah jatuh cinta sama karakter novel yang kakak ciptain sendiri gak sih? kalau ada, sebutin yah,

    2. pernah punya penyesalan atau kenangan yg susah banget buat kakak lupain gak yg trus kakak jadiin novel? kalau ada, di novel apa?

    itu dia pertanyaanku, semoga kakak sempat ngebalesnya yah, trimakasih..
    oia aku pilih novel Melbourne, karena aku penasaran banget sama novel ini, plus aku juga suka playlist nya ^^
    Dari Mila @milajelly

  26. Ask :
    1. Bagamana sistematis dari pembuatan Novel-novel2 apa Inspirasi/Judul lalu mulai cerita dikembangin?
    2. Dari semua Novel yang udah terbit mana yang alias paling-paling-paling bekesan ?
    3. Tokoh mana dari semua novel yang berkesan ato paling dicintai sama mbak wina ???
    sekian dulu nanya nya.
    Dari : Devi Rouli @Devi_Rouli

    • Halo Devi,

      1. Biasanya mulai dari ide – karakter – kerangka plot – judul – riset – mulai. Tapi prosedurnya berbeda untuk setiap penulis, ini hanya caraku sendiri yang sering kulakukan.

      2. Semuanya punya arti khusus buatku 🙂

      3. Idem sama yang di atas.

  27. Hi Kak Dini dan Kak Winna !
    langsung aja kak, ini pertanyaan ku :
    1. Kak Winna, katanya remember when bakal difim-in ya kak, bener ngga gosip nya? hehehe
    2. Ada ngga buku/film yang jadi inspirasi pembuatan novel-novel Kak Winna ? (misal nya abis baca buku A / nonton film B terus dapet inspirasi buat bikin novel refrain/Melbourne ) 😀
    3. misal yah kak, ini misal. kalau STPC di buat lagi tapi untuk daerah di Indonesia Kak Winna pilih daerah mana? alasannya kak?

    Aku mau request novel Melbourne kak, alasannya yang pertama aku udah baca novel refrain yang kedua jujur aja aku ngga begitu suka cover novel yang covernya tokoh film setelah novel tersebut difilm-in. hehe lebih suka original cover. hehe inisih selera pribadiku kak. abaikan aja ^^v yang ketiga aku penasaran sama bakal ada cerita apa di Melbourne. 🙂

    thanks buat giveawaynya. 😉

    Luthfia @Luthfia1004

    • Hai Luthfia,

      1. Yup benar!
      2. Untuk Unforgettable, terinspirasi oleh Before Sunset/Before Sunrise. Biasanya aku sering terinspirasi oleh musik..
      3. Bali! Begitu banyak yang pengin dieksplorasi dari tempat tersebut. Atau, sebuah kota kecil di Kalimantan, kampung halaman keluargaku.

  28. Hallo kak Dini dan kak Winna…
    Aku mau dong tanya..
    1. Di bagian interview dg kak Dini, kak Winna ada sebut “karakter three-dimensional”, apa maksudnya kak? aku kurang ngerti, eh nggak ngerti malah 😀
    2. Saat di interview oleh seseorang, pertanyaan apa yg paling ingin kakak terima, baik itu tentang profesi kakak sebagai penulis, gaya menulis kakak dan tentang novel yg kakak buat?
    Terimakasih kak Dini dan kak Winna atas kesempatannya. Saya mau novel Refrain kak.. Tertarik aja sama judulnya… ^^
    rati @ratipramita

    • Halo Rati,

      1. Three dimensional di sini adalah karakter 3D yang hidup, berlawanan dengan karakter dua dimensi yang datar. Kalau karakter 3D punya banyak sisi dalam dirinya yang membuatnya manusiawi, ada kelebihan, kekurangan, sifat dan kebiasaan unik, yang membuatnya menarik.

      2. Some questions actually surprise me in a good way, couldn’t have asked for more 🙂

  29. Pertanyaan:
    1. Ka winna pernah gak sih mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan fans kk & Kalo udh kaya gitu gmn cara kk mengatasinya?
    2. Sebelum menjadi penulis yg hebat seperti skrg ini,apa dulu kk prnh membayangkan nya?
    3. Apa ada rencana untuk membuat novel yg menggabarkan ttg diri kk?

    Aku ingin novel Melbourne saja, karena aku belum prnh membaca novel karya ka winna,dan aku ingin novel ini jadi yang pertama. Trims:)

    Dari: Linda Novianty (@NoviantyLinda)

    • Hai Linda,

      1. Selalu kujawab dengan jujur kok 😀 kalau nggak bisa jawab, aku bilang nggak bisa jawab hehehe.
      2. Nggak pernah. It’s a dream come true.
      3. Seluruh novelku fiksi, jadi belum ada rencana bikin autobiography atau yang menggambarkan kisah hidupku atau aku secara pribadi.

  30. hai kak, sebelumnya saya ingin menyampaikan terima kasih karena telah menulis novel yang sangat menginspirasi seperti Remember When, Refrain dan Unforgettable. saya benar-benar menikmati ketiga novel itu. Dan saya berharap Melbourne juga akan lebih memukau, krn saat mengintip ceritanya saya sangat merasa tertarik dengan karakter Max sendiri. i love the way you describe his personality, he such a honest guy that i’ve ever imagine before 🙂
    pertanyaan saya, bagaimana kak Wina bisa menghidupkan setiap karakter yang ada di dalam novel kakak dengan sangat baik? seperti Refrain yang memiliki Niki dan Natan, Remember When yang menceritakan Frey, seorang gadis yang pendiam namun memiliki sejuta rahasia dibalik senyuman nya.

    semoga kakak berkenan menjawabnya, terima kasih

    • Halo Erbia, terima kasih banyak.

      Mengenai karakter, biasanya aku sudah punya sketsa khusus untuk masing-masing karakter, aku mau karakternya nanti seperti apa, karena akan berkaitan dengan konflik. Kalau belum mantap, biasanya aku menggunakan panduan tes kepribadian, atau jika sudah punya layout karakter khusus seperti kasus Max-Laura, aku tinggal menambahkan quirks khusus alias hal-hal kecil yang unik mengenai karakter. Misal, Laura suka makanan manis, vegetarian, suka kucing dan warna ungu. Juga menambahkan hal + dan – untuk karakter hingga terasa hidup alias three dimensional.

      Mudah-mudahan menjawab pertanyaannya 🙂

  31. Hai Kak Winna dan Kak Dini!

    Terimakasih untuk Kak Dini yang telah mengadakan event giveaway ini 🙂
    Walaupun aku baru pernah mengikutinya sekali hehehe

    Well, ini pertanyaanku setelah membaca beberapa novel kak Winna dan membaca interview di atas:
    1. Mulai dari usia berapa sih kak Winna sudah mulai belajar menulis novel?
    2. Selain lewat baca buku atau nonton film, apakah perasaan yg sedang kakak alami sendiri dpt mempengaruhi hasil jadi novel tersebut?
    3. Siapa sih orang-orang terdekat kak Winna yg menurut kakak dpt menjadi sumber motivasi kakak dlm menulis?

    Thats all, aku sangat merasa terhormat kalau kak Winna berkenan utk menjawab pertanyaanku. Oh ya, sedikit cerita kalau pertama kali aku mengenal karya kak Winna itu dari seorang teman yg menghadiahkan sebuah buku berjudul “AI”. Awalnya aku tidak suka baca novel, tetapi setelah membaca karyamu aku merasa seperti tersedot ke dalamnya 🙂 itu saja dariku, dan aku request Melbourne, karena aku ingin mengetahui banyak hal dari kota Melbourne dari gaya bahasa kak Winna sendiri hehehe, terimakasih.

    Dari: Graciella Chatelya -@GraceChatelya

    • Hai Grace – love your name!

      1. Sejak kecil aku sudah suka menulis. Tapi, benar-benar aktif menulis sejak umur 20an, mendapat dorongan dari buku 1000 things to do before you die, salah satunya aku ingin karyaku diterbitkan. Di sana ikut komunitas Kemudian.com, sharing cerpen, menerima kritik dan saran, lalu lama-lama menulis cerita bersambung yang akhirnya membentuk dasar novel Kenangan Abu-Abu alias Remember When.

      2. Aku berusaha supaya perasaan pribadi nggak memengaruhi isi novel, karena menurutku novel adalah sepenuhnya milik karakternya, jadi hanya perasaan mereka yang ‘main’ di sana.

      3. Teman-teman dan suami 😀

      Terima kasih ya sudah baca Ai! Mudah-mudahan berkesempatan baca yang lain juga.

  32. Halo kak Wina dan kak Dini!
    aku langsung cuss ke pertanyaan aja ya hehe
    1. Gimana cara mengakhiri/bikin ending novel yang baik? kaya di refrain itu, jujur aja aku kaget banget ternyata Niki dan Nata gak bisa bareng ;(
    2. Apa patokan kak Wina dalam menentukan judul novel?
    3. Kalo aku perhatiin, selalu ada unsur ‘cinta diam-diam dalam persahabatan’ pada setiap novel kakak, ada suatu rahasia, mungkin? bisa dibagi sedikit ceritanya? hehe *maafkepo*

    dari: Wita Rosmalia S (@witrs)

    • Halo Wita,

      1. Ending novel Refrain adalah open ending: tergantung interpretasi para pembaca dan nggak dijelaskan secara gamblang hitam putih. Untuk aku pribadi, mereka punya happy ending.

      Buatku, ending yang baik adalah ending yang realistis, tergantung karakter, konflik dan isi ceritanya.

      2. Judul yang merepresentasikan isi cerita atau simbolis terhadap salah satu tema/benda sentral dalam novelnya.

      3. Seluruhnya fiksi, jadi nggak ada rahasia apa-apa 🙂

  33. maaf ketinggalan, saya memilih novel Melbourne untuk giveaway nya 😀

    dari: Erbia Christina (@Christerbia)

  34. Hai Kak Dini dan Kak Winna. Sebelumnya salam kenal dulu ya. Namaku Vivi, 17 tahun, Jakarta.
    Langsung aja, ada beberapa hal yang ingin aku tanyalan ke Kak Winna.
    1) Kakak tertarik untuk menulis sejak kapan?
    2) Waktu kakak berusia 17 tahun, hal apa saja yang kakak lakukan yang berhubungan dengan dunia tulis-menulis?
    3) Kelemahan-kelemahan apa saja yang belum bisa kakak tangani khususnya dalam menulis?

    Terimakasih kepada Kak Dini yang telah menyediakan tempat untuk bertanya kepada Kak Winna. Aku sangat senang sekali 🙂
    Untuk Kak Winna, semoga kakak sukses selalu dan “menelurkan” novel-novel berikutnya.

    Kalau boleh aku mau request buku kakak yang judulnya “Refrain”, karena jujur aku belum punya dan belum baca buku tersebut, jadi penasaran isi ceritanya.
    Sekian dari aku. Terimakasih atas kesempatan yang diberikan 🙂

    Dari: Vivi Tirta Wijaya (@Vvie_vi)

    • Halo Vivi,

      1. Sejak kecil aku sudah suka menulis. Tapi, benar-benar aktif menulis sejak umur 20an, mendapat dorongan dari buku 1000 things to do before you die, salah satunya aku ingin karyaku diterbitkan. Di sana ikut komunitas Kemudian.com, sharing cerpen, menerima kritik dan saran, lalu lama-lama menulis cerita bersambung yang akhirnya membentuk dasar novel Kenangan Abu-Abu alias Remember When.

      2. Masuk komunitas Vibewire (jurnalisme di Australia), menyumbangkan beberapa cerpen dan artikel, menulis jurnal harian. Tapi belum mulai aktif menulis naskah.

      3. Kadang masih suka nggak disiplin nulisnya, dan ‘menyelinap’ ke comfort zone. I’d love to work on that someday.

  35. Halo kak Winna 😀
    mau tanya dong,
    1. Sekarang kan kak Winna udah jadi penulis terkenal. Masih ingat enggak, dulu karya pertamaa banget kakak yang berhasil dipublikasikan apa?
    2. Selama ini kak Winna kebanyakan menulis novel yg isinya remaja banget, baik dari segi cerita maupun bahasa. Pernahkah kak Winna berpikiran buat menulis novel yang isi ceritanya dewasa, semacam chicklit gitu?
    3. Gimana sih kak caranya milih diksi dan kata-kata yang nge-flow dan bikin pembaca (termasuk redaksi/penerbit) terhanyut?

    Terimakasih kak Winna dan kak Dinoy 😀

    Untuk hadiahnya aku memilih novel Melbourne, itu karya terbaru kak Winna yang belum aku baca..

    Dari: Anindya Rachma Puspitasari (@rachmaanindya)

    • Halo Anindya,

      1. Karya pertama yang dipublikasikan adalah cerpen The Bus Driver’s Wife, masuk cerpen terpilih di Vibewire, sebuah website jurnalisme komunitas Australia.

      2. Aku sudah menerbitkan 2 novel dewasa, judulnya Unforgettable dan Melbourne: Rewind.

      3. Buatku pribadi, salah satu cara termanjur adalah banyak membaca dan berlatih menulis. Dari sana kita akan mudah membedakan kalau ada diksi yang terasa off atau janggal, dan lama-kelamaan akan terbiasa dan lebih luwes dalam mengolah diksi.

  36. Hai, Kak Winna dan Kak Dini 🙂
    Tolong dijawab ya pertannyanku ini:
    1. Apasih semangat dan motivasi kak Winna buat menulis?
    2. Biasanya Kak Winna dapet insipirasi darimana saat menulis?
    3. Gimana cara Kak Winna membagi waktu untuk menulis dan pekerjaan lainnya?
    Untuk giveaway nya aku pilih Refrain. Soalnya aku belum sempet nonton dan belum punya novelnya._. Aku penasaran banget sm novelnya. Menurut sinopsis novel dan film Refrain, yang aku baca, ceritanya mirip sama ceritaku :’) Kalo aku bacanya pasti novel itu, cerita aku banget. Mungkin ceritaku bakal terkenang dari novel itu.
    Makasih buat kak Winna dan kak Dini atas kesempatannya 🙂 Salam semangat!

    Dari: Diah Ayu Lestari (@diahayul12)

    • Halo Diah,

      1. Passion, rasanya – susah kujelaskan hehe. Kalau nggak nulis rasanya ada yang hilang, dan setiap lama nggak nulis pasti kangen 🙂
      2. Inspirasiku datang dari mana saja, dari aktivitas-aktivitas sehari-hari, musik, dan masih banyak lagi.
      3. Aku membuat jadwal khusus untuk menulis, beberapa jam sehari sepulang kerja atau saat weekend.

      Salam semangat juga!

  37. Hai kak Dini dan kak Winna^^
    ikut giveawaynya boleh kan?
    Sebelumnya mau ucapin trimakasih dlu buat kak Dinoy yg ngadain Hai Winna! ini bermanfaat bgt buat aku. Oke deh gak ush bnyak curhat, langsung aja deh. Sbnernya hmpir smua prtnyaanku udh ditnya sama pserta lain diatas 😦
    mudah2an prtanyaan ini blm ada yg nnyain, hihi
    1. Gimana mmbuat konflik yg bnar2 oke kak? Mksudnya kalau buat konflik itu udh dsusun dri awal/spontan aja saat nulis?
    2. Kalau kakak diizinin buat ktemu sama krakter yg di novel Melbourne. Mau ktemu siapa dan kenapa?
    3. Apa pesan yg ingin kk smpaikan kpd pmbaca mlalui novel Melbourne?
    Cukup ya kak, smoga gak bingung 😀
    oh iya request novel ‘Melbourne’ ya kak, setelah baca prcakapan kakak dan kak Dini jd penasaran!
    Makasih^^

    by Hanifah Putri – @hanifahae

    • Hai Hanifa,

      1. Konflik menarik buatku nggak perlu dramatis, tapi realistis dan tidak klise. Karakter-karakternya juga merespon secara realistis, sesuai penokohan dan sifat mereka. Resolusinya jelas, alur konflik tidak bertele-tele atau tak masuk akal, dan dalam porsi yang pas. Konfliknya juga sesuai isi dan tema cerita, jadi nggak melenceng. Baiknya sih konflik sudah ada dasarnya saat memulai, karena konflik adalah tulang belakang cerita. Tapi, nggak menutup kemungkinan akan berubah atau berkembang saat menulis nanti.

      2. Max dan Laura, because they’re my favorite couple.

      3. Bahwa nothing is ever too late, dan kejarlah hal terpenting dalam hidupmu 🙂 juga, segala sesuatu akan indah pada waktunya.

  38. Hai Kak Winna, ini pertanyaan dariku:
    1. Refrain, Ai dan Truth or Dare sama-sama mengangkat kisah tentang persahabatan. Refrain antara Niki, Nata dan Annalise. Kemudian dalam novel Ai ada Ai sendiri, Sei dan Shin. Sedangkan di Truth or Dare ada Cat, Alice dan Julian. Dari ketiga novel tersebut, hal menarik apakah yang mendasari Kak Winna kerap memilih tema persahabatan menjadi cinta?
    2. Melbourne, Truth or Dare, dan Ai memiliki setting luar negeri. Melbourne di Australia. Truth or Dare di Amerika. Sedangkan Ai sangat berasa nuansa Jepang. Apakah Kak Winna observasi langsung ke negara-negara tersebut saat pembuatan novel? Atau hanya observasi secara literatur? Jika hanya secara literatur, bagaimana cara menyajikan nuansa negara tersebut seperti ‘benar=benar’ berasa di sana dan nuansa negerinya tidak terkesan ‘tempelan’?
    3. Kak Winna ini lumayan produktif menulis novel. Dalam setahun bisa menelurkan dua sampai tiga buku. Bagaimana tipsnya untuk tetap produktif menulis? Apalagi Kak Winna juga aktif bekerja. Bagaimana cara membagi waktunya?

    Beberapa Buku Kak Winna yang sudah kubaca plus dibuat reviewnya:
    1. REVIEW Ai: http://luckty.wordpress.com/2013/04/06/review-ai/
    2. REVIEW Truth or Dare: http://luckty.wordpress.com/2013/06/03/review-truth-or-dare/
    3. REVIEW Unforgettable: http://luckty.wordpress.com/2012/02/18/review-unforgettable/
    4. REVIEW Refrain: http://luckty.wordpress.com/2013/09/09/review-refrain/

    Nama: Luckty Giyan Sukarno
    FB: http://www.facebook.com/luckty
    Twitter: @lucktygs
    Email: emangkenapa_pustakawin[at]yahoo[dot]com

    Berhubung aku udah punya Refrain, aku mau MELBOURNE.
    Soalnya belum pernah baca kisah Max dan Laura di novel ini (✽ˆ⌣ˆ✽)

    #TebarGaramKeberuntungan
    #MerapalJampiJampiTimbunan
    ƪ(˘⌣˘)┐ƪ(˘⌣˘)ʃ┌(˘⌣˘)ʃ

    • Hai Luckty, terima kasih banyak telah membaca novel-novelku 🙂

      1. Sebenarnya nggak disengaja dan nggak semua bertema demikian. Tapi, tema cinta dan persahabatan adalah sesuatu yang bermakna dan menurutku menarik untuk dieksplorasi, sehingga aku berusaha melakukannya dalam berbagai cara, lewat karakter dan cerita yang berbeda.

      2. Aku belum pernah ke Jepang, Amerika maupun Melbourne, though I’d love to someday. Saat menulis Melbourne aku menggunakan pengalamanku tinggal di Brisbane sebagai basisnya. Trik risetku: baca blog orang lokal, travel blog/sites, website embassy, buku travel, restaurant guide, liat foto/film/buku bersetting tempat itu supaya otentik 🙂 pelajari juga budaya, makanannya, kebiasaan warganya, dan lain-lain.

      3. Aku membuat jadwal khusus untuk menulis, beberapa jam sehari sepulang kerja atau saat weekend.

      Hope that answers your questions 😀

  39. Yes! Akhirnya Hai Winna! ada juga di blog ini. Jujur aja, aku penasaran sama Kak Winna gara-gara Refrain. Makasi buat Kak Dini yang udah ngadain Hai Winna! ini.

    aku ada satu pertanyaan buat Kakak, ada yang bilang kalau sebagai penulis kita harus paham dan kenal betul tentang tokoh-tokoh yang kita buat. kesukaannya, apa yang dia benci, dsb. Nah, gimana sih cara Kakak buat lebih mengenal dekat tokoh-tokoh Kakak? Juga apa ada kesulitan dalam membuat karakter untuk tokoh-tokoh tersebut?

    Makasi banyak ya. Aku pilih ‘Melbourne’ karena setelah baca Refrain, jadi nyantol sama gaya nulisnya Kakak. Selain itu, buat ngelengkapin koleksi STPC-ku juga.

    Resita Putri
    @ResitaPutri_07

    • Hai Resita,

      Betul! Untuk mengenal lebih dekat, aku bikin biodata karakter. Jadi di sana ada data lengkapnya, seperti tinggi badan, dll. Jika belum lengkap, coba bayangkan karakter dalam pikiran. Seperti apa dia? Lalu, tambahkan hal-hal yang bisa membuatnya lebih hidup. Biasanya aku sudah membuat sketsa karakter untuk menghindari stereotyping karakter. Walaupun misalnya dua karakterku sama-sama introvert, masing-masing sebisa mungkin kuusahakan punya sisi yang berbeda, dengan penambahan traits unik, kebiasaan tertentu, cara bicara tertentu, dll. Kesulitannya adalah jatuh dalam perangkap karakter yang mirip berulang-ulang. Kembali lagi, dengan membuat biodata karakter, kita bisa meminimalkan hal tersebut.

  40. Thanks kak Dini dan kak Winna untuk kesempatan ini 😀
    aku mau nanya sama kak Winna, yang pertama : Hal apa/siapa yang pertama kali membuat kakak benar-benar memantapkan hati untuk menulis dan bercita-cita untuk menulis seumur hidup?
    yang kedua : Pernah gak kakak menciptakan karakter yang bukan kakak banget/yang paling tidak kakak sukai di salah satu novel kakak? Kalau pernah, siapa karakter itu dan kenapa kakak berinisiatif untuk menciptakan karakter itu?
    yang terakhir : Kalau kakak diberi kesempatan untuk menulis novel bersetting luar negeri lagi, tapi setting yang belum pernah dipakai penulis lain, kakak pilih setting dimana dan apa yang membuat kakak yakin kalau novel tsb akan menjadi sangat menarik?

    Itu aja. btw, aku udah baca novel melbourne dan aku sangat mengagumi cara kakak melukiskan kota itu di imajinasi saya. Jadi, saya pilih Refrain :))
    Ayu Andini (@ayuandin1)

    • Hai Ayu

      1. Passion, rasanya – susah kujelaskan hehe. Kalau nggak nulis rasanya ada yang hilang, dan setiap lama nggak nulis pasti kangen 🙂
      2. Karakter yang bukan aku banget banyak, misal Helena, Niki, Adrian, Max. Tapi dalam novel, kadang karakter seperti itu penting untuk cerita, dan aku ingin mengeksplorasi berbagai karakter yang berbeda.
      3. Aku ingin menulis tentang Vienna, soalnya historis dan kultural banget. Atau, pengen bikin ttg Maldives. Penasaran ama hidup di tempat yang dikelilingi laut.

  41. Hai, Kak Winna, aku mau tanya:

    1. Refrain kan sudah difilmkan, tapi filmnya agak beda dengan novel, apa tanggapan Kak Winna mengenai hal tersebut?
    2. Seberapa penting motivasi dari orang-orang terdekat bagi Kak Winna untuk terus menulis? Siapa yang paling menginspirasi Kak Winna untuk menulis?

    Aku mau request Melbourne, belum punya soalnya. #curcol.

    Makasih.

    Afifah Mazaya – @FifNoor

    • Halo Afifah,

      1. Pada dasarnya film dan buku adalah media yang berbeda, juga punya audience yang berbeda, jadi sejak awal aku tahu bahwa nggak akan 100% sama. Plus, aku juga nggak terlibat dalam produksi filmnya, jadi nggak bisa berkomentar lebih jauh.

      2. Penting, tapi menurutku yang terpenting adalah motivasi dari diri sendiri 🙂

  42. Hallo kak Winna!!
    Ya ampun novel kaka yg baru aku baca itu baru Refrein. Dan jujur novelnya bagus banget.
    Oh ya congrats ya kak, novel Refrein udah di bikin film. Tapi sayang aku belum nonton filmnya~ baru trailernya 😥

    Kakak aku mau tanya-tanya ya 🙂
    1. Bagaimana cara kaka mengatur latar dalam novel terutama dalam novel Melbourne? Itu kan latarnya di luar negeri. Jadi maksudnya gimana cara kaka mengemas suasana di latar tersebut agar lebih terlihat real saat readers membacanya?
    2. Bagaimana cara teknik karakterisasi dalam novel Refrein dan Melbourn dan ada perbedaan tekniknya ngga antara kedua novel itu?
    3. Dalam proses pembuatan semua novel karya kaka, menurut kaka proses mana yang menurut kaka begitu complicated bahkan kaka membutuhkan orang lain untuk proses pembuatannya?

    Makasi ya Kak Winna sudah bersedia untuk ditanya-tanyakan dan Kak Dini yang udah menyelenggarakan wawancara+kuisnya 🙂 🙂

    Aku mau request novel Melbourne karena aku ke pengen banget tau sebenernya Melbourne itu berkisah tentang apa? Apalagi mengingat latarnya yang di luar negeri. Sekali liat judulnya+penulisnya, jadi makin penasaran banget aku 😀

    From >> Nurdiani Soffa @SoffaKim9

    • Halo Nurdiani, terima kasih sudah baca Refrain.

      1. Saat menulis Melbourne aku menggunakan pengalamanku tinggal di Brisbane sebagai basisnya. Trik risetku: baca blog orang lokal, travel blog/sites, website embassy, buku travel, restaurant guide, liat foto/film/buku bersetting tempat itu supaya otentik 🙂 pelajari juga budaya, makanannya, kebiasaan warganya, dan lain-lain.

      2. Pengembangan karakternya serupa, dengan bikin sketsa dan biodata karakter, tapi untuk tokoh-tokoh yang sama-sekali berbeda.

      3. Paling rumit saat menulis Unforgettable, karena saat mulai aku belum siap dari segi riset maupun cerita. 3-4 tahun kemudian barulah aku merasa lebih siap dan dapat menuliskan kembali naskahnya, bahkan merombaknya 100% dari segi gaya bahasa sampai nama dan isi cerita. Mengenali wine buatku sangat sulit, terutama dalam mendalami rasa dan berusaha mendeskripsikannya. Dari segi cerita pun, karena ini novel dewasaku yang pertama dan punya cara bercerita yang berbeda, menjadi eksplorasi tersendiri yang buatku cukup berkesan dan butuh waktu lama.

  43. hai kak winna…aku pengen tanya
    definisi first love menurut kak winna itu apa sih? apakah sama seperti apa yang ada di novel melbourne???
    apakah kak winna punya tempat favorit yang bisa mendatangkan inspirasi buat kakak?klo ada, tepatnya dimana???
    terimakasih
    @arisa_shibasaki

    • Hai Anisa,

      Definisi first love-ku sama dengan yang didefinisikan Max dalam novel Melbourne: Rewind 🙂
      Untuk pertanyaan kedua: nggak ada tempat favorit khusus.

  44. Hai kak Dinoy & kak Winna!

    First of all, terimakasih sekali untuk kak Dinoy yang udah bikin interactive quiz ini, hadiahnya oke bgt pula, yeayneess!
    Dan untuk kak Winna, you’re one of my favorites Indonesian authors, reaalllyyy ❤

    Heheheh so here are the questions!

    1) Menurut kak winna, apasih yang orang-orang cari di dalam sebuah novel?
    2) Saat menamakan karakter, apa kak Winna menyesuaikan dengan arti namanya?
    3) Kalau aku nggak salah, kak Winna pernah tergabung dalam komunitas menulis ya? Ceritain dong kak, di komunitas itu ilmu dan keseruan apa aja yg didapet?

    Itu aja pertanyaan dari aku, thank you in advance! 🙂

    Ohiya, untuk novelnya, aku request Refrain ya, karena aku pingin punya novel Refrain yg ada Maudy & Afgan-nya 😛

    Dari : Balqis K. Nabila, @NblKhns

    • Halo Nabila!

      1. Mungkin berbeda-beda untuk setiap pembaca. Tapi buatku pribadi sebagai pembaca, aku mencari sebuah tempat ‘getaway’ sementara, untuk lepas dari duniaku dan masuk ke dunia orang lain. It’s for relaxation, it’s for fun, it’s for knowledge, and it’s because I just can’t seem to stop reading 😀 juga, untuk menemukan kisah yang bermakna dan just be along for the ride dengan karakternya.

      2. Enggak aku cocokin sama artinya.

      3. Tahun 2007, aku ikut komunitas Kemudian.com, sharing cerpen, menerima kritik dan saran, lalu lama-lama menulis cerita bersambung yang akhirnya membentuk dasar novel Kenangan Abu-Abu alias Remember When. Serunya bisa sharing sama teman-teman sesama pemula dalam menulis, belajar dari para penulis senior, juga terima kritik saran yang membuatku ‘bangun’ dan belajar lagi. Sampai sekarang, kami sesama alumni Kemudian masih berteman, seperti Windry Ramadhina, Sefryana Khairil, Rina Suryakusuma, Hanny Kusumawati, Morra Quatro, Dadan Erlangga, dan masih banyak lagi.

  45. Saya belum pernah baca novelnya mbak Winna *jujur* 😀 tapi dari cerita-cerita temenku yang tergila-gila sama mbak Winna Efendi, saya jadi ikut jatuh cinta. Rencananya sih mau mulai baca ‘Remember When’nya, syukur-syukur kalau dapat dari penulisnya langsung + TTD.
    Kata temenku tulisannya itu punya ciri khas lebih dari 1 POV dan ceritanya tentang persahabatan dan cinta gitu, tapi penuturannya asik.
    Makanya saya pengen nanya, gimana sih cara mbak Winna mengolah topik yang sudah klise menjadi bahan bahasan yang tetep asik dan malah menimbulkan tren baru untuk menjadi klise masa depan (nantinya kalau dibahas orang banyak lagi)? *terlalu rumit, tapi semoga dimengerti* 😀
    Lalu, jurus apa saja tuh yang mbak Winna terapkan untuk menciptakan karakter yang benar-benar kuat? *kan kalau kebanyakan sinetron di awal gini, di belakang gini, pasti ada pertimbangan-pertimbangan untuk membuat tokoh yang ngeh*
    Dan, mbak Winna sendiri lebih suka sudut pandang kebanyakan orang, bahwa tokoh utama itu lebih cocok sempurna baik, atau pandangan bahwa manusia tidak ada yang sempurna, tapi kan kalau tokohnya baik dan ada sisi jahatnya justru terlihat karakter yang kurang kuat, gimana tuh? *rumit ya?* 😀
    Maaf deh kalau kepanjangan. Kalau memang nggak jelas, sejelasnya saja deh mbak. 😀

    Terima kasih atas kesempatan untuk bisa nanya-nanya langsung ke penulis kerennya. 😀

    Kalau dikasih kesempatan saya request Refrain saja deh, mungkin saja lebih besar peluang dapat TTD mbak Winnanya, nggak pengen muluk-muluk kok. 😀 Biar tahu juga gimana mbak Winna menuturkan dalam bentuk novelnya.

    Salam senyum dari Reny Ariani (@rennythaa) 😀

    • Halo Reny,

      1. Aku seringkali mencoba daur ulang ide, supaya ide yang klise bisa menjadi sesuatu yang istimewa. Pada dasarnya, artinya kita tidak menjiplak, tapi menambahkan ciri khas maupun keunikan/twist sendiri pada cerita sehingga membuatnya orisinil dan ‘kita banget’. Misal, tema sahabat jadi saling sayang, meskipun biasa, kita bisa tambahkan sesuatu yang berbeda, misalnya dari segi plot twist (contoh: salah satu menghilang dan sang sahabat mencarinya, atau kedua sahabat ternyata perempuan). Anything can happen, jadi kita tidak hanya terbatas pada satu ide biasa 🙂

      2. Untuk mengenal lebih dekat, aku bikin biodata karakter. Jadi di sana ada data lengkapnya, seperti tinggi badan, dll. Jika belum lengkap, coba bayangkan karakter dalam pikiran. Seperti apa dia? Lalu, tambahkan hal-hal yang bisa membuatnya lebih hidup. Biasanya aku sudah membuat sketsa karakter untuk menghindari stereotyping karakter. Walaupun misalnya dua karakterku sama-sama introvert, masing-masing sebisa mungkin kuusahakan punya sisi yang berbeda, dengan penambahan traits unik, kebiasaan tertentu, cara bicara tertentu, dll. Kesulitannya adalah jatuh dalam perangkap karakter yang mirip berulang-ulang. Kembali lagi, dengan membuat biodata karakter, kita bisa meminimalkan hal tersebut.

      Menurutku, karakter yang tak sempurna jauh lebih menarik, dan realistis. Karena tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan karakter dalam novel juga kurasa perlu merefleksikan hal tersebut. Sisi negatif maupun positif akan membentuk diri karakter dan melengkapinya, jadi sisi negatif dan positif itu harus konsisten dan tidak boleh bertolak belakang supaya nggak kontradiktif dan malah ‘merusak’ karakter atau menciptakan kesan karakter kurang berkembang/kurang kuat. Contoh: karakter yang teguh berpegang prinsip (+) tidak boleh plin plan dalam adegan tertentu (-).

Leave a reply to Winna Efendi x